Suara.com - Program insentif motor listrik sebesar Rp7 juta rupanya belum membuat masyarakat tertarik untuk berlaih ke kendaraan elektriifikasi.
Bahkan dari target pemberian 200 ribu unit sepeda motor listrik dengan anggaran Rp1,4 triliun, hanya terlaksana 11.532 unit atau sekitar Rp78 miliar.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Umum AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia), Hari Budianto mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat motor listrik sepi peminat di masyarakat.
"Motor listrik belum bisa dipercaya sepenuhnya oleh masyarakat karena jangkauannya juga masih terbatas hanya 60-100 km satu kali charge. Waktu juga lama dan harganya masih tinggi," kata Hari, di Jakarta, Kamis (18/1/2024).
Baca Juga: Disebut Adik Yamaha Fazzio, Desain Motor Listrik Yamaha Neo's Tak Kalah Menarik
Namun demikian, Hari menegaskan, AISI mendukung keberadaaan sepeda motor listrik, baik versi pabrikan maupun konversi. Saat ini, menurutnya, model konversi masih terbatas di kalangan para pehobi saja.
"Kita harus pakai kaca mata masyarakat kalau konversi motor itu tentunya ada motor yang dikonversi, ada biaya, ada insentif, nah, pesaingnya apa? Pesaingnya ada motor listrik yang baru juga, dapat subsidi juga, harganya juga lumayan murah," paparnya.
Sebelumnya Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, lamanya waktu pengisian baterai menjadi kendala mengapa motor listrik masih kurang diminati.
Untuk itu, pihaknya telah melakukan komunikasi dengan produsen motor listrik guna mendorong adanya standardisasi baterai kendaraan listrik.
"Bagi konsumen mobil dan motor listrik, salah satu yang penting kan baterai. Baterainya harus bisa memiliki durasi yang lama, yang panjang, baterainya harus bisa mudah di-charge," pungkasnya baru-baru ini.
Baca Juga: Tak Cuma Kendaraan Perang, Pindad Produksi Prototipe Motor Listrik