Suara.com - Musim hujan tengah berlangsung di berbagai daerah di Indonesia, para pengemudi mobil hendaknya paham bila kendaraan yang dikemudikannya mengalami gejala aquaplaning atau hydroplaning. Yaitu kondisi ban kendaraan kehilangan traksi di jalan yang basah sehingga tidak dapat merespons perintah pengemudi.
Dikutip dari kantor berita Antara, pengamat otomotif sekaligus akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu membagikan penjelasan teknis tentang cara mengatasi kondisi ini.
"Hydroplaning biasanya terjadi di jalan yang tergenang air, sehingga ban kendaraan kehilangan traksi dengan permukaan jalan karena lapisan air yang terbentuk di atas permukaan jalan. Kondisi ini dapat terjadi pada permukaan jalan yang basah atau becek, terutama pada kecepatan tinggi," jelasnya.
Kondisi hydroplaning berpotensi membahayakan pengendara dan muncul karena beberapa faktor, antara lain semakin tinggi kecepatan kendaraan yang menjadikan semakin besar pula kemungkinan terjadinya aquaplaning.
Baca Juga: Selain Mobil EV Penumpang, VinFast Sasar IKN
"Kecepatan yang tinggi membuat alur kembang pada ban semakin kesulitan untuk mengusir air dengan efektif. Ban yang sudah aus atau tidak memiliki alur yang cukup dalam memiliki daya cengkeram yang lebih rendah, sehingga lebih rentan terhadap aquaplaning," jelas Yannes Martinus Pasaribu.
Disebutkannya pula bahwa jalan yang basah dan tergenang air terutama cukup dalam, lebih mudah meningkatkan risiko aquaplaning. Selain itu, ban yang tidak diisi dengan tekanan angin yang tepat, juga berisiko mengalami aquaplaning.
Berikut adalah tips menghindari aquaplaning:
- Pertama, hindari mengemudi dengan kecepatan tinggi saat jalan basah atau becek karena kecepatan yang ideal untuk berkendara saat jalan basah adalah sekitar 50 km per jam.
- Kedua, pemilik kendaraan harus memperhatikan kondisi ban dengan memastikan ban kendaraan memiliki daya cengkeram yang baik dan tidak aus.
- "Ganti ban yang sudah aus. Kemudian, tambahkan tekanan angin pada ban kendaraan. Tekanan angin yang terlalu rendah dapat meningkatkan risiko aquaplaning. Pastikan ban selalu diisi dengan tekanan angin yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan," jelas Yanner Martinus Pasaribu.
- Ketiga, menghindari mengemudi di jalur yang melewati genangan air di jalan. Jika pengemudi terpaksa mengemudi di jalur yang tergenang air, maka segera kurangi kecepatan kendaraan dan hindari pengereman mendadak.
Tips mengantisipasi aquaplaning:
- Pertama, tetap tenang dan jangan panik. Panik dapat membuat pengendara melakukan kesalahan yang dapat memperburuk situasi. Kemudian, jangan mengerem secara mendadak atau berbelok tiba-tiba, lepaskan pedal gas dan biarkan kendaraan melaju dengan sendirinya.
- Tidak melakukan pengereman mendadak karena dapat membuat kendaraan tergelincir. Solusi lain ketika pengendara mengalami aquaplaning adalah mengarahkan kendaraan ke arah yang aman.
- "Jika memungkinkan, arahkan kendaraan ke pinggir jalan," pungkas Yannes Martinus Pasaribu.