6 Fakta BYD, Produsen Mobil Listrik China yang Kalahkan Tesla

Liberty Jemadu Suara.Com
Minggu, 07 Januari 2024 | 06:05 WIB
6 Fakta BYD, Produsen Mobil Listrik China yang Kalahkan Tesla
Jajaran mobil BYD di sebuah pameran di Thailand pada akhir 2023 kemarin. [Dok BYD]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - BYD kembali menjadi produsen mobil listrik terbesar di dunia, mengalahkan Tesla asal Amerika Serikat pada 2023 lalu. Ini adalah kali kedua BYD, yang masih memproduksi mobil hybrid selain EV murni, mengalahkan Tesla yang hanya memproduksi mobil listrik bertenaga baterai.

Tetapi yang paling keren dari keberhasilan BYD itu adalah pada kuartal terakhir 2023 kemarin, ia memproduksi lebih banyak mobil listrik murni ketimbang Tesla. 

Seperti diketahui BYD adalah perusahaan otomotif China, yang sudah merambah dunia termasuk Indonesia. Tapi  apa BYD sebenarnya? Siapa pendiri perusahaannya? Mengapa ia menerima modal dari salah satu investor paling besar di Amerika? Berikut 5 fakta BYD:

1. Raksasa China

Baca Juga: Mobil Listrik BYD Atto 3 yang Diduga Segera Masuk Indonesia Ternyata Pernah Terbakar saat Dicas

BYD bermarkas di Shenzen, Tiongkok. Ia didirikan oleh Wang Chuanfu, seorang mantan peneliti di lembaga pemerintah China, pada 1995.

Berdiri nyaris tiga dekade, BYD adalah produsen mobil listrik terbesar China. Pabrikan ini sudah mengekspor mobilnya ke Eropa, Amerika Selatan, Asia Tenggara dan Timur Tengah. Saat ini Israel dan Thailand adalah pasar terbesar BYD di luar negeri.

Ada dua model paling laris BYD, sedan kompak Qin yang tersedia dalam varian hybrid serta listrik murni dan kompak SUV yang dinamai BYD Song.

Perbedaan BYD dari Tesla bukan hanya soal ia masih memproduksi mobil hybrid. Perbedaan lain adalah harga mobil BYD jauh lebih murah dari mobil yang dibuat perusahaan Elon Musk itu.

2. Dari baterai HP

Baca Juga: BYD Bawa Mobil Listrik ke Indonesia pada Awal 2024

Wang awalnya memproduksi baterai HP di Shenzen, memanfaatkan kebijakan ekonomi pemerintah China yang kala itu dipimpin oleh Deng Xiaoping. Pada 1997, Wang sudah memiliki omset per tahun sekitar 100 juta yuan.

Ketika banyak perusahaan baterai ponsel tumbang akibat krisis ekonomi Asia pada akhir 1990an, perusahaan Wang berhasil selamat. Pada 2003, BYD sudah menjadi produsen baterai nickel-cadmium - baterai yang paling banyak digunakan pada ponsel seecara global - terbesar di dunia.

3. Disokong Warren Buffett

Ambisi Wang tak berhenti di ponsel. Pada 2003 ia masuk ke industri otomotif dan membeli sebuah produsen mobil milik pemerintah di kota Xi seharga 269 juta yuan.

Keputusannya itu membuat berang para investor BYD. Harga saham perusahaan anjlok hingga 21 persen akibat keputusan tersebut.

"Saya memproduksi mobil karena saya optimistis akan masa depan kendaraan listrik," terang dia ketika itu.

Lima tahun setelahnya, tepatnya pada 2008 tidak disangka-sangka BYD menerima suntikan investasi dari Warren Buffett sebesar 230 juta dolar AS. Sokongan Buffett itu membuat harga saham BYD naik hingga 1.370 persen pada 2009.

BYD sendiri meluncurkan mobil hybrid pertama pada 2008.

Buffett sendiri secara bertahap menjual sahamnya di BYD sejak 2022, untuk mulai memetik untung dari investasinya tersebut. Menurut laporan terakhir, saham Buffett di BYD per Oktober 2023 tinggal sekitar 8 persen. Saham Buffett di BYD itu nilainya sekitar 2,3 miliar dolar AS.

4. Melawan Tesla

BYD mendominasi pasar mobil listrik China sejak 2015. Ia berhasil mengalahkan Tesla di pasar domestik Tiongkok berkat harga yang lebih murah. 

Harga mobil Tesla yang paling murah di China, Model 3 sekitar 229.900 yuan. Dengan banderol itu, Model 3 bisa menempuh jarak 437 km dan memiliki top speed 220 km/jam.

Bandingkan dengan BYD Seagull, yang harganya sekitar 73.800 yuan. Varian dengan baterai lebih kecil mampu menempuh jarak 305 km, sementara yang punya baterai lebih besar bisa menempuh jarak 403 km.

5. Baterainya digunakan Tesla

Sejak 2020, BYD sudah memproduksi baterai lithium iro phosphate (LFP), yang dinamai Blade Batteries. Baterai ini digunakan pada mobil-mobil BYD, juga mobil-mobil merek lain termasuk Toyota.

Blade batteries, sesuai namanya, berbentuk mirip bilah-bilah pedang dan panjang. Dengan desain ini, baterai buatan BYD ini disebut lebih efisien dan aman, karena tak mudah terbakar jika terjadi kecelakaan.

Media-media Jerman belum lama ini Tesla disebut juga menggunakan baterai BYD ini untuk mobil-mobil yang diproduksi di Berlin Gigafactory, Jerman. Tetapi pada Maret 2023, Elon Musk membantah berita itu dan mengatakan Tesla sudah menghentikan kerja sama baterai dengan BYD.

6. Masuk Indonesia

BYD pada tahun 2023 kemarin mengumumkan akan mulai masuk ke pasar Indonesia pada tahun 2024 ini. BYD mengatakan akan meluncurkan mobil listrik di Tanah Air di awal tahun ini.

Selain itu BYD juga disebut akan membangun fasilitas perakitan sendiri di Indonesia, meski belum memproduksi mobilnya dari nol di Tanah Air, seperti yang sudah dilakukan Hyundai.

BYD juga tampaknya akan mengimpor mobilnya dari Thailand ke Indonesia. Di Thailand, BYD sedang membangun pabrik yang akan menjadi pusat produksinya di Asia Tenggara. Dengan kata lain Indonesia diperkirakan hanya akan jadi pasar bagi raksasa Tiongkok tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI