Suara.com - Daihatsu diterpa kabar tak sedap setelah tersandung skandal tes keselamatan terhadap jajaran produknya. Namun kecurangan yang diakukan oleh perusahaan otomotif yanng berada di bawah naungan Toyota Motor Corp ini rupanya sudah berlangsung lama.
Tidak main-main, dilansir dari LiveMint, Kamis (4/1/2024), kecurangan yang dilakukan Daihatsu rupanya sudah berlangsung puluhan tahun. Tercatat perusahaan telah melakukan kecurangan hasil tes keselamatan selama lebih dari 30 tahun.
Kecurangan tersebut dilakukan pada beberapa model populer termasuk yang dipasarkan di Indonesia. Akibat skandal ini, Daihatsu telah memutuskan untuk menghentikan produksi di pabrik di Shiga, Kyoto, Oita, dan kantor pusat Daihatsu di Osaka sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Sebelumnya diwartakan bahwa hasil investigas tim independen di Jepang menemukan masalah pada 64 model mobil dan 3 mesin Daihatsu. Termasuk yang terdampak dalam kasus ini adalah merek Toyota, Mazda dan Subaru.
Baca Juga: 5 Fakta Skandal Uji Keselamatan Daihatsu-Toyota: Kapan Dimulai?
Tim independen tersebut dalam investigasinya menemukan ada 174 kasus dalam 25 item pengujian. Sebelumnya sudah ditemukan masalah pada door trim dan kecurangan dalam uji tabrakan samping pada beberapa model Daihatsu.
Menanggapi hasil investigasi itu, Toyota mengatakan akan melakukan reformasi fundamental untuk merevitalisasi Daihatsu.
Daihatsu memproduksi 1,1 juta mobil selama 10 bulan terakhir dan hampir 40 persen di antaranya diproduksi di luar Jepang. Perusahaan juga menjual 660.000 unit mobil di dunia pada periode yang sama.
Model-model terdampak dijual di Thailand, Indonesia, Malaysia, Kamboja, Vietnam dan beberapa negara Amerika Selatan seperti Ekuador, Peru, Chile, Bolivia, Uruguay dan Meksiko.
Baca Juga: Tersandung Skandal Tes Keselamatan, Daihatsu Diperkirakan Merugi Hampir Rp11 Triliun