Suara.com - Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko adukan majalah Tempo ke Dewan Pers karena dituding membela kepentingan salah satu merek mobil listrik yang dijual di Indonesia.
Menurut Moeldoko, majalah yang dulu dikenal kritis itu membuat opini yang ngawur dan malah menuding dirinya membela kepentingan salah satu merek.
"Di Indonesia ada berbagai merek mobil listrik. Dari merek-merek itu ada beberapa jenis charger yang dipakai. Salah satunya CCS2 yang sudah mendapat label SNI. Sementara ada pula mobil listrik yang menggunakan charger GBT," tulis Moeldoko dalam unggahannya, dikutip Jumat (29/12/2023).
Lebih lanjut, Moeldoko menekankan, sebagai ketua Periklindo, dirinya berusaha mengakomodir kebutuhan anggota dengan mengajukan surat permohonan agar charger GBT juga bisa mendapatkan kelayakan SNI.
Baca Juga: Charger Motor Listrik Honda EM1 e: Dijual Terpisah, Segini Biaya yang Harus Dikeluarkan
Tujuannya, untuk melindungi puluhan ribu pemilik mobil listrik yang ada saat ini dimana mereka menggunakan charger GBT.
Tapi Tempo menggiring opini agar tidak ada charger model lain dan hanya satu jenis charger saja.
"Anehnya, Majalah Tempo malah menuding saya tidak adil," ungkapnya.
Lebih jauh, Moeldoko memberi gambaran, bayangkan jika di masa depan ditemukan jenis charger baru yang lebih canggih, aman, dan super cepat dalam pengisiannya.
Lalu selaku Asosiasi mengajukan agar dilakukan standarisasi sesuai SNI apakah akan dikatakan tidak adil.
Baca Juga: 5 Fakta Mobil Listrik Xiaomi: Performanya Sengebut Hapenya?
"Mengapa majalah yang dulu dikenal terbuka dengan perbedaan pendapat, kok malah jadi otoriter? Membela kepentingan satu industri saja, dan menutup peluang industri lain berkembang," tutup Moeldoko.