Suara.com - Libur Natal dan Tahun Baru atau Libur Nataru sudah mendekat, para orangtua, oom dan tante, kakek dan nenek yg siap bepergian pakai mobil pribadi akan memberikan perhatian maksimal kepada anak-anak.
Mulai bayi atau bawah lima tahun (balita), hingga yang berusia lebih muda. Kategorinya bisa termasuk anak sendiri, keponakan, sampai cucu.
Dikutip dari NHTSA atau Badan Administrasi Keselamatan Jalan Raya Amerika Serikat serta berbagai sumber, bepergian bersama bayi dan anak di bawah usia remaja membutuhkan pemahaman keselamatan lebih dalam. Pasalnya, secara fisik mereka berada dalam kondisi rentan, antara lain kepadatan tulang serta postur belum setara manusia dewasa.
Dengan kata lain masih dalam masa pertumbuhan sehingga tidak sekuat tubuh yang disebut dewasa saat menerima energi tabrakan atau tumbukan.
Sehingga saat diajak berkendaraan, mereka membutuhkan perhatian lebih secara teknis. Utamanya dilindungi dari kondisi dan situasi yang berpotensi membahayakan selama perjalanan. Antara lain mesti dihindarkan dari titik atau lokasi dalam mobil dengan dampak besar saat terjadi kecelakaan.
Secara postur, usia di bawah remaja belum bisa mendapatkan dukungan penuh dari seatbelt mobil yang dirancang untuk dewasa, sehingga mereka membutuhkan booster agar tingginya setara penumpang dewasa dan bisa menggunakan sabuk pengaman itu.
Di Eropa, berdasarkan Undang-Undang Uni Eropa, setiap anak yang diajak bepergian naik mobil pribadi atau sewa di mana saja dalam lingkup Uni Eropa mesti didukung child restraint system. Yaitu didudukkan atau menempati jok atau kursi sesuai standar keselamatan.
Caranya bisa menggunakan baby car seat atau seat booster yang dihubungkan dengan seatbelt standar dari mobil yang digunakan.
Tidak sampai di sini, posisi duduk bayi hingga anak belum remaja mesti diperhatikan. Yaitu bukan berada di jok terdepan di samping pengemudi. Alih-alih dipangku, mereka mesti menempati baris kedua dari mobil. Tujuannya, bila terjadi kecelakaan tidak berpotensi terlempar ke dasbor.
Baca Juga: Siap Berperjalanan Jauh Pakai Mobil Pribadi, Ini Persiapan Teknis untuk Libur Nataru 2023
Bahkan bagi bayi, selain menggunakan bassinet atau keranjang khusus yang dihubungkan dengan seatbelt, posisi di baris kedua juga mesti membelakangi jok terdepan. Alasannya serupa, saat terjadi tabrakan tidak terlempar ke kaca depan mobil.
Dikutip dari rilis resmi PT Suzuki Indomobil Sales, disebutkan bahwa ISOFIX atau sistem pengait di area duduk dan belakang jok mobil untuk child seat berada di baris kedua. Kemudian, statistik kecelakaan juga menunjukkan bahwa anak-anak lebih aman bila ditempatkan di baris kedua dibandingkan baris pertama dalam layout kabin mobil.
Dengan menempatkan anak-anak dan bayi di baris tengah atau baris kedua, maka ruang gerak mereka juga lebih luas. Hanya perlu dijaga agar tetap berada dekat dengan orang dewasa agar tetap dalam jangkauan dan pantauan. Termasuk bila mereka hendak bermain-main dengan seatbelt atau berusaha melepasnya.
Dari uraian berbagai sumber tadi, bisa disimpulkan sebagai berikut tentang safety membawa bayi dan anak bermobil:
- Bayi membutuhkan tempat tidur khusus untuk bepergian dalam mobil dan dudukannya di baris kedua mobil mesti kuat dengan diikatkan ke jok mobil menggunakan fitur atau peranti ISOFIX.
- Baik bayi maupun anak di bawah usia remaja ditempatkan di baris kedua mobil serta menggunakan sabuk pengaman atau seatbelt. Atau dengan kata lin tempatnya bukan di jok terdepan, apalagi bila dipangku.
- Tersedia keranjang bayi atau baby bassinet, baby car seat, sampai seat booster untuk bayi dan anak, sehingga penggunaan seatbelt bisa diterapkan secara optimal.
- Bayi dan anak mesti berada dalam pantauan, bimbingan, dan arahan sehingga tidak bermain-main dengan peranti keselamatan di mobil.