Suara.com - Pada Kamis (7/12/2023), pakar pemasaran Hermawan Kartajaya resmi membuka MarketPlus Conference 2024 di ballroom The Ritz Charlton Jakarta. Rangkaian acara ini seru, menghadirkan lebih dari 20 pembicara ekonomi dari berbagai negara dalam talkshow selama dua hari. Kemudian ada pameran puluhan brand terkenal dalam dunia marketing, sampai pemberian anugerah kepada 18 orang The Best Industry Marketing Champion Marketeer of the Year 2023.
Dalam gaya Suroboyoan yang khas, lelaki kelahiran Surabaya 18 November 1947 ini mengungkapkan bintang tamu yang hadir di acara MarketPlus Conference 2023 berasal dari ASEAN, Asia, sampai Eropa. Kemudian brand ternama Tanah Air di antaranya adalah Pertamina, Garuda, serta TransJakarta.
Lantas secara virtual dalam pembukaan itu juga hadir Prof Philip Kotler, the Father of Modern Marketing yang mengucapkan selamat dan sukses untuk penyelenggaraan acara menarik ini.
Kemudian secara naratif, Hermawan Kartajaya memperlihatkan dua potretnya. Kiri adalah foto sungguhan atau diambil apa adanya, sedangkan satu lagi adalah hasil AI (Artificial Intelligence). Keduanya sangat bertolak belakang, dengan hasil buatan sangat menarik, menampilkannya bak rocker, mirip Keith Richard atau Mick Jagger dari grup band rock The Rolling Stones.
"Teknologi membuat kondisi serba tidak certain atau tidak meyakinkan. Ini salah satu contoh, antara asli dan AI, dan pada kenyataannya, yang kita yakini malahan gambar buatan AI. Itu sebabnya teknologi jangan sampai menyetop kita untuk menjadi a better person," paparnya.
Dalam skala lebih luas, ditambahkannya bahwa planet Bumi tidak bisa kita selamatkan tanpa kolaborasi, itu sebabnya dibutuhkan langkah unified atau unifikasi, serta menyatukan sektor online dan offline.
Ada beberapa contoh yang bisa dikemukakan, seperti pertunjukan di Disneyland. Seperti film Frozen diputar di bioskop akan tetapi pertunjukkan betulan dapat disimak pula. Keduanya berjalan seiring dan memberikan benefit lebih besar.
Demikian pula dicontohkan tentang salah satu model bisnis hotel di Bali. Investasi bukan dalam bentuk kamar super mewah, akan tetapi pengelola menaruh perhatian besar kepada alam sekitar lewat pembuatan laboratorium sampah.
"Sehingga media sosial mereka juga menampilkan antara lain potret berseni tentang tumpukan sandal dari pemilihan sampah. We can save the planet by creating," tandas Hermawan Kartajaya.
Senada dalam dunia otomotif, yaitu tampilnya kendaraan-kendaraan listrik sebagai bagian dari penyelamatan planet Bumi.
"Seperti Elon Musk, misalnya. Dengan mobil listrik ia memikirkan kondisi bumi yang lebih baik. Kemudian tinjauan untuk pemasaran dan pembuatan produk," lanjutnya.
Lebih lanjut mencontohkan mobil listrik sebagai pembeda kondisi adalah saat ia ditelepon salah satu rekannya yang tengah berada di salah satu kota di Tiongkok daratan, serta Hong Kong--daerah administrasi khusus milik Tiongkok yang terdiri dari sebuah pulau dan area yang menempel di Tiongkok daratan.
"Jarak antara Hong Kong dan Shenzhen hanya 20 menit. Akan tetapi perbedaannya terasa. Salah satu kota itu menggunakan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) hampir 100 persen sehingga suasana senyap, tidak berisik. Termasuk Huawei, di sana mereka punya mobil listrik. Teman saya ngamuk-ngamuk, mengapa negara kita belum bisa begini," ujarnya setengah bertanya.
"Tahun ini, EV akan bertumbuh," imbuh Hermawan Kartajaya.
Dari contoh-contoh ini, ia mengungkapkan bahwa antara teknologi, sustainability, probability serta situasi terkini yang perlu didorong menuju kemajuan negeri kita. Ditunjukkannya empat skenario yaitu: Indonesia tidak berubah tetap Indonesia seperti yang kita kenal sekarang, Ibu Kota Negara Nusantara yang masih menjadi utopia untuk diwujudkan bersama, negeri Konoha sebagai skenario tentang masa depan atau future, serta negara Wakanda dengan teknologi tinggi yang tahu-tahu ada.
Semoga kemajuan teknologi kendaraan listrik atau EV akan menjadi bagian dari perjalanan Indonesia menuju masa depan yang disebutkan Hermawan Kartajaya sebagai projecting the uncertainty dengan operational excellence menuju unified berbagai faktor online-offline sehingga membentuk immersive marketing.