Suara.com - Baterai lithium-ion menjadi komponen utama bagi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Dengan demikian tidak heran mengapa harga baterai kendaraan listrik begitu mahal.
Namun berdasarkan laporan Bloomberg New Energy Foundation (BNEF), biaya rata-rata baterai lithium-ion rupanya telah mengalami penurunan. Bila sepuluh tahun lalu harga baterai lithium-ion mencapai US$ 780 per kilowatt-hour (kWh). Pada 2023, harganya sudah mencapai rekor terendah sebesar US$ 139/kWh.
Kendati demikian, mengapa penurunan harga baterai lithium-ion tak selaras dengan harga jual kendaraan listrik yang tetap mahal.
Melansir Gizmochina, Kamis (30/11/2023), ada sejumlah faktor yang menyebabkan harga kendaraan listrik belum terjangkau. Pertama, penurunan biaya baterai tidak langsung mendorong penurunan harga kendaraan listrik.
Baca Juga: Baterai Bisa Pangkas Impor BBM hingga 30 Juta Barel
Faktanya proses produksi kendaraan listrik memakan biaya tinggi meskipun harga baterai sudah jauh lebih murah dibandingkan sepuluh tahun lalu.
Kedua, pasar kendaraan listrik tidak seperti yang diharapkan. Pertumbuhan yang lambat ini menyebabkan tingginya investasi dalam produksi kendaraan listrik belum mampu menekan harga jual kendaraan listrik untuk jadi lebih murah.
Selain itu, produsen mobil berhati-hati dalam menurunkan harga kepada konsumen, meskipun biaya baterai turun. Beberapa merek memilih menunda peluncuran kendaraan listrik mereka karena kondisi pasar yang kurang bergairah.
Mobil Listrik Sepi Peminat
Dalam sebuah jajak pendapat yang digelar Institut Kebijakan Energi di Universitas Chicago dan Pusat Riset Urusan Publik Associated Press-NORC menemukan, hampir separuh orang Amerika mengatakan kecil kemungkinan mereka membeli mobil listrik sebagai mobil berikutnya.
Baca Juga: Nissan Gelontorkan Investasi Rp 21,7 Triliun Demi Kembangkan Juke Versi Listrik
Alasan mereka sebagian besar mengarah kepada kurangnya opsi pengisian daya dan tingginya biaya sebagai hambatan utama untuk beralih ke listrik.
Tercatat 47% orang dewasa di AS mengatakan kecil kemungkinan beralih ke mobil listrik. Hanya 19% responden yang mengatakan "sangat" atau "sangat" mungkin membeli mobil listrik.