Indonesia Miliki 26 Perusahaan Kendaraan Roda Empat, Daya Serap Mencapai 1,5 Juta Naker

Selasa, 28 November 2023 | 21:14 WIB
Indonesia Miliki 26 Perusahaan Kendaraan Roda Empat, Daya Serap Mencapai 1,5 Juta Naker
GIIAS 2023 menyodorkan kendaraan listrik roda empat dan roda dua. Sebagai ilustrasi [Suara.com/CNR ukirsari].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Era kendaraan tenaga listrik atau Electric Vehicle (EV) telah di depan mata, Pemerintah mencanangkan komitmen untuk menurunkan emisi karbon 358 juta ton karbon dioksida atau CO2 pada 2023.

Dikutip dari kantor berita Antara, dalam acara Inabuyer Electric Vehicle (EV) Expo 2023 di Jakarta, Selasa (28/11/2023), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan Pemerintah tengah fokus mendorong pengembangan ekosistem EV.

Dipaparkannya saat ini industri otomotif Indonesia mempunyai kapasitas produksi di atas 2 juta unit kendaraan per tahun.

"Saat ini, kekuatan industri otomotif di Indonesia didukung 26 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat, kapasitas produksinya di atas 2 juta dan industri ini menyerap 1,5 juta tenaga kerja," jelasnya.

Baca Juga: Ada Dua Opsi Sumber Tenaga Penggerak Mobil Listrik, PLN Sebarkan 21 Unit Green Hydrogen Plant

Pengembangan industri EV di Tanah Air saat ini disebutnya berada pada momentum yang baik karena telah didukung kondisi negara yang merupakan produsen bahan mineral logam nikel terbesar di dunia sebagai bahan baku baterai EV.

Presiden Joko Widodo (kanan) menyimak penjelasan proses pembuatan baterai sel saat meresmikan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/9/2021). [Antara/Biro Pers Media Setpres/Laily Rachev]
Presiden Joko Widodo (kanan) menyimak penjelasan proses pembuatan baterai sel saat meresmikan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/9/2021). [Antara/Biro Pers Media Setpres/Laily Rachev]

"Pengembangan kendaraan listrik di Indonesia menjadi penting karena investasi terus meningkat dan penjualan motor listrik mengalami peningkatan," lanjut Airlangga Hartarto.

Agar industri EV tumbuh, pemerintah telah mengeluarkan beberapa insentif. Antara lain insentif bantuan pemerintah untuk roda dua baru dan konversi senilai Rp 7 juta.

Lantas soal Pajak Pertambahan Nilai yang Ditanggung oleh Pemerintah (PPN DTP), untuk mobil listrik dan bus listrik dengan nilai TKDN minimal 40 persen akan diberikan insentif PPN sebesar 10 persen.

Dan untuk mobil listrik dan untuk bus listrik dengan TKDN 20-40 persen diberikan insentif PPN sebesar 5 persen.

Baca Juga: Ekosistem EV Mesti Ditumbuhkan, PT Perusahaan Listrik Negara Sodorkan Kerja Sama Melalui PLN Mobile

Selain itu, saat ini para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Indonesia telah memiliki kerja sama dengan Busan Economic Promotion Agency (BEPA), Korea Selatan.

Lingkup kerja sama ini adalah Pusat Penelitian dan Pengembangan (RnD Technology Center) untuk kendaraan listrik. Kerjasama yang tertuang dalam Nota Kesepahaman (MoU) diharapkan mampu menjadi titik penting, untuk meningkatkan peran UMKM/IKM Indonesia dalam ekosistem EV.

"Semoga acara ini berjalan lancar, dapat memacu dan menavigasi UMKM Indonesia untuk lebih proaktif dan progresif dalam meningkatkan kinerja serta menjawab setiap tantangan yang ada,” jelas Menko Bidang Perekonomian.

Adapun perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan di tengah berbagai risiko global dengan tumbuh positif 4,94 persen (yoy) pada kuartal ketiga 2023.

Pencapaian ini salah satunya ditopang sektor industri pengolahan yang mampu tumbuh sebesar 5,20 persen (yoy) dengan kontribusi sebesar 18,74 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Kemudian, Industri Alat Angkutan menjadi salah satu sub sektor industri yang tumbuh positif sebesar 7,31 persen pada kuartal ketiga 2023.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI