Suara.com - Beberapa saat lalu, Indonesia dan Australia menandatangani kerja sama bilateral IA-CEPA, yang dikutip dari situs resmi Kementerian Luar Negeri sebagai persetujuan kemitraan ekonomi yang komprehensif antara Indonesia dengan Australia, dengan prinsip dasar kemitraan yang saling menguntungkan (win-win).
Kemitraan ini akan memperkuat hubungan ekonomi Indonesia dan Australia dalam jangka waktu yang panjang. IA-CEPA berbeda dengan Free Trade Agreement FTA.
Kekinian, khusus sektor otomotif dilangsungkan penandatanganan atau Memorandum of Understanding (MoU) antarkedua negara yang menyangkut kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV).
Dikutip dari kantor berita Antara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad Interim Republik Indonesia Erick Thohir memaparkan bahwa nikel dan lithium adalah dua mineral utama yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik.
![Pengunjung mengamati motor listrik Lexus RX yang dipamerkan pada ajang pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Tangerang, Banten, Sabtu (14/8/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/08/14/15013-giias-2022-lexus-rx-mobil-listrik.jpg)
"Indonesia telah mengembangkan industri hilirisasi nikelnya menuju ekosistem kendaraan listrik dalam lima tahun terakhir. Telah ada tiga pabrik di Indonesia yang beroperasi untuk memproduksi mixed hydroxide precipitate, bahan dasar prekursor baterai," jelasnya.
Kemudian, beberapa proyek manufaktur baterai juga telah direncanakan untuk dibangun di Tanah Air dan akan dimulai pada beberapa tahun mendatang.
Di sisi lain, Australia memiliki 24 persen cadangan lithium dunia (urutan kedua setelah Chili). Australia telah menyumbang 43 persen dari ekstraksi lithium global pada 2022.
Australia dapat mengambil manfaat dari sumber daya lithium yang melimpah ini dengan berkolaborasi dengan Indonesia yang telah mengembangkan industri nikelnya dalam membangun poros baru ekosistem baterai kendaraan listrik, serta menjalin aliansi.
Latar belakang kesamaan sebagai negara penghasil mineral logam inilah yang menjadi dasar bagi Indonesia dan Australia untuk menandatangani MoU untuk kerja sama di bidang EV khususnya pengolahan bahan pembuat baterai kendaraan listrik.
Sehingga pada Kamis (23/11/2023), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad Interim Republik Indonesia Erick Thohir dan Menteri Industri dan Ilmu Pengetahuan Australia Ed Husic melaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Pembentukan ‘Mekanisme’ Bilateral untuk Memajukan Kolaborasi Kendaraan Listrik atau Electric Vehicles (EV) antara Indonesia dengan Australia.