Pengguna Kendaraan Ingin Berpartisipasi dalam Penurunan Kadar Karbon Dioksida? Gunakan BBM RON Tinggi

Rabu, 22 November 2023 | 08:50 WIB
Pengguna Kendaraan Ingin Berpartisipasi dalam Penurunan Kadar Karbon Dioksida? Gunakan BBM RON Tinggi
Ilustrasi SPBU atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum dengan RON tinggi (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Republik Indonesia terus mengajak masyarakat bergerak menuju Net Zero Emission atau NZE 2060.

Sederet langkah dilakukan, untuk bertahap mengurangi sebaran karbon dioksida atau CO2 di udara. Termasuk di sektor otomotif, yang disebutkan sebagai salah satu penyumbang gas buang terbanyak selain industri pada umumnya.

Dikutip dari kantor berita Antara, Tri Yuswidjajanto Zaenuri, pakar mesin bakar dan konversi energi Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan bahwa Bahan Bakar Minyak atau BBM dengan kadar oktan rendah turut memberikan kontribusi terhadap lingkungan.

Tidak kalah penting, BBM oktan rendah juga berpotensi memberikan pengaruh buruk terhadap performa kendaraan. Termasuk menyebabkan knocking atau detonasi yang antara lain ditandai suara mengelitik.

Baca Juga: Implementasi Karbon Netral Menuju NZE 2060, PT Astra Daihatsu Motor Gunakan Panel Surya di Pabriknya

Ilustrasi Dasbor BMW. (Bimmerpost)
Dasbor sebuah unit BMW sebagai ilustrasi mobil dengan teknologi AI (Bimmerpost)

"Jika pengendara menggunakan BBM RON tinggi, maka akan sulit terjadi kondisi detonasi yang bisa berdampak buruk terhadap mesin. Dan tidak kalah penting, BBM RON tinggi akan lebih ramah lingkungan. Pertamax series misalnya, akan mengurangi pelepasan karbon monoksida dan karbon dioksida ke udara yang bisa menciptakan efek gas rumah kaca," paparnya.

BBM RON tinggi akan menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna sehingga mengurangi emisi. Sehingga kendaraan usia tua atau mobil lama perlu melakukan setting ulang, lantas disesuaikan menggunakan BBM RON tinggi.

"Karena pembakaran sempurna menghasilkan CO2 dan H2O atau air. Jadi kalau ingin CO2 turun maka harus gunakan RON tinggi," tukas Tri Yuswidjajanto Zaenuri.

Ia juga menyatakan pentingnya BBM dengan RON tinggi bagi kendaraan berteknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

"Selain ramah lingkungan, BBM dengan oktan tinggi seperti Pertamax series juga bisa merawat mesin dan menghindarkan dari kerusakan. Termasuk di antaranya kendaraan berteknologi AI dan bahkan Low Cost Green Car (LCGC)," tambahnya.

Baca Juga: Astra Gelar Workshop Wartawan Industri 2023, Sektor Otomotif Serukan Netralitas Karbon dan Proyeksi Tahun Depan

Disebutkan Tri Yuswidjajanto Zaenuri bahwa kendaraan berteknologi AI memiliki kemampuan menyesuaikan pemakaian bahan bakar, tidak hanya mode berkendara atau cara melahap trek yaitu sport, smooth, atau menantang. Saat pengguna mengganti BBM dengan berbagai kadar oktan, mobil ini melakukan penyesuaian berupa setting otomatis terhadap ignition timing.

"Akan tetapi kendaraan berteknologi AI tetap memiliki batas toleransi atau jangkauan kerjanya. Semua ada range kerjanya. Misal, kendaraan dengan AI disetel agar bisa menggunakan BBM antara RON 92-95," ujarnya memberikan detail.

Bila kendaraan ini lantas diberi BBM RON di bawah kebutuhannya, maka akan terjadi detonasi.

"Dan, kalau dipaksa terus-menerus bisa membuat piston jebol, bolong. Karena terlalu sering detonasi,” katanya mengingatkan.

"Begitu pula dengan LCGC. Pabrikan sudah merekomendasikan kendaraan LCGC untuk mengonsumsi BBM setara Pertamax series. Melalui BBM beroktan tinggi, konsumsi BBM juga bisa lebih hemat. Jika menggunakan BBM RON rendah, maka konsumsi bahan bakarnya tidak sampai 20 km per liter, sehingga emisinya tidak green,” tutup Tri Yuswidjajanto Zaenuri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI