Suara.com - PT Federal International Finance atau FIFGROUP, bagian dari PT Astra International Tbk--sebuah perusahaan nasional yang memiliki 272 anak perusahaan, antara lain sektor otomotif, layanan pembiayaan, dan asuransi--menorehkan rekor perolehan laba yang mencapai Rp 3 triliun pada kuartal ketiga 2023.
Disebutkan oleh Margono Tanuwijaya, Chief Executive Officer (CEO) FIFGROUP perolehan ini adalah sebuah rekor. Mengingat dalam periode sama, kuartal ketiga 2022, perolehan mencapai Rp 2,3 triliun dan ditutup di kuartal keempat tahun itu dengan Rp 3,1 triliun.
Sementara saat ini, masih tersisa beberapa bulan untuk memungkas 2023 dengan perolehan kuartal ketiga melebihi angka kuartal sama 2022, maka harapannya penutup tahun ini perolehan semakin tinggi lagi.
Untuk itu, proyeksi FIFGROUP pada 2024 adalah akan ada growth atau pertumbuhan.
"Harapannya, FIF bisa tumbuh antara 5 - 10 persen, termasuk pembiayaan FIFASTRA untuk produk-produk PT Astra Honda Motor (AHM). Kami melihat AHM optimis, bisa mencapai kenaikan di atas lima persen," ungkap Margono Tanuwijaya, dalam sebuah bincang-bincang dengan para jurnalis selesai acara Silaturahmi FIFGROUP dan Media Editors.
Ia menambahkan, selama PT AHM mengeluarkan produk, akan dibiayai oleh FIFASTRA, bagian dari FIFGROUP.
"Untuk bunganya, tidak ada pembedaan antara produk listrik dan non listrik. Akan tetapi yang kami bedakan sedikit adalah down payment (DP) kendaraan listrik lebih tinggi karena nilai baterai tinggi, resale value lebih rendah untuk saat ini," lanjutnya.
"Sehingga down payment 2,5 - 5 persen dari harga motor. Untuk combustion engine, nilai DP lebih rendah," ujar Margono Tanuwjaya.
Baca Juga: David Beckham Kenang Saat-Saat Berprofesi Jadi Sopir Taksi, Sampai di Tikungan Teriak, "I Love You!"
Ada pun motor listrik Honda yang siap didistribusikan kepada konsumen adalah Honda ME1 e:.
Kendaraan ini adalah sepeda motor listrik perdana Honda yang beredar di pasar Nasional. Menggunakan baterai swappable Honda Mobile Power Pack e: (MPP e:).
Harga sepeda motor listrik ini mencapai Rp 45 jutaan dan DP atau uang muka mencapai 2,5 - 5 persen.
"Kebutuhan DP rendah untuk motor listrik belum dibutuhkan saat ini, pasalnya produk membidik segmen menengah ke atas," pungkas Margono Tanuwijaya.