Suara.com - Indonesia siap menuju Net Zero Emission dan target dipasang pada 2060, atau disebut sebagai NZE 2060. Di saat itu, seluruh peranti kebutuhan masyarakat sama sekali tidak menggunakan bahan bakar fossil atau serba non-minyak bumi. Mulai kendaraan sampai pusat data.
Shell Lubricants adalah bagian dari Shell di Indonesia yang bergerak di sektor BBM, pelumas untuk industri, otomotif dan transportasi, bahan bakar untuk industri kelautan, bahan bakar komersial dan bitumen.
Dikutip dari rilis resmi Shell Lubricants sebagaimana diterima Suara.com, industri pusat data terus berkembang di Indonesia. Tampak dari peningkatan dalam permintaan pusat data, baik dari segi volume maupun kualitas layanan yang diinginkan pelanggan.
Berdasarkan Data Center Indonesia, volume permintaan diperkirakan akan tumbuh dari 2,06 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada 2023 menjadi 3,98 miliar dolar AS pada 2028 dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (Compound Annual Growth Rate/CAGR) sebesar 14,09 persen selama periode perkiraan 2023-2028.
Baca Juga: Mobility Jadi Payung Besar Sektor Otomotif, Simak Godzilla Sampai Afeela di JMS 2023
Pertumbuhan pusat data ini sejalan dengan peralihan gaya hidup dengan cara digital serta perkembangan industri dan infrastruktur ekonomi digital.
Berangkat dari hal itu, Shell Lubricants memperkenalkan produk cairan pendingin imersi
(immersion cooling fluids) untuk menjaga komponen komputer tetap dingin dengan cara yang lebih efisien.
Produk Shell Lubricants ini pertama kali hadir di Indonesia bertujuan untuk mengurangi konsumsi energi, air, dan emisi karbon dioksida untuk bisnis pusat data (data center) yang sedang mengalami pertumbuhan.
"Produk immersion cooling fluids ini merupakan solusi energi terintegrasi Shell Lubricants untuk mendukung server data dan komponen teknologi informasi (TI) dalam meningkatkan kinerja, efisiensi, dan keberlanjutan," papar Arie Satyanggoro, Vice President Marketing Lubricants PT Shell Indonesia.
Ia menjabarkan bahwa immersion cooling fluids terbuat dari gas alam menggunakan proses gas-to-liquid (GTL).
Produk telah dikembangkan lebih dari 40 tahun dan ditujukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi industri sektor pusat data terkait permintaan akses informasi lebih cepat dengan cloud computing, media streaming, dan pertumbuhan AI (artificial intelligence), yang dioperasikan dengan cara-cara ramah iklim (climate-friendly).
Immersion cooling fluids dari Shell digunakan bersamaan dengan immersion tank, misalnya seperti disediakan Gigabyte Technology untuk di Indonesia, dapat meningkatkan efisiensi energi dan penghematan biaya operasional.
Dibandingkan dengan metode pendinginan konvensional, teknologi immersion cooling dapat meningkatkan performa dari central processing unit (CPU) hingga 40% dan mengurangi konsumsi listrik hingga 48 persen sehingga dapat menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah.
Peluncuran teknologi immersion cooling fluids Shell di Indonesia berlangsung pada 31 Oktober 2023 yang dihadiri Wakil Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Afriansyah Noor.
Menurutnya, sejalan dengan Undang-Undang nomor 16 tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement, pemerintah telah berusaha mengurangi emisi karbon dengan berbagai regulasi, salah satunya SKKNI (Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) bidang pusat data terkait pengelolaan pusat data melalui Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI nomor 45 tahun 2015 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Informasi Dan Komunikasi Golongan Pokok Kegiatan Jasa Informasi Bidang Pengelolaan Pusat Data.
"Kementerian Ketenagakerjaan siap berkolaborasi dengan Kementerian Kominfo untuk mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten di bidang pusat data hijau," imbuh Afriansyah Noor.
"Upaya menciptakan solusi berkelanjutan ini sejalan dengan strategi Powering Progress kami secara global untuk mempercepat transisi bisnis ke net-zero emission," tukas Arie Satyanggoro.
Hadirnya teknologi immersed cooling fluids di Indonesia oleh Shell Lubricants akan mendukung industri teknologi yang terus berkembang seperti untuk pusat data yang merupakan fasilitas berintensitas energi.