Suara.com - PT Astra International Tbk adalah perusahaan nasional yang memiliki 272 anak usaha, antara lain di sektor otomotif, layanan pembiayaan, dan asuransi.
Ada pula sektor infrastruktur dan logistik yang masih berhubungan dengan kendaraan, yaitu antara lain ruas jalan atau tax on location (tol). Artinya pengguna kendaraan roda empat dan lebih yang akan mengakses jalan mesti membayar sesuai dengan tarif yang ditentukan.
Dikutip dari laporan keuangan Grup Astra kuartal ketiga 2023 sebagaimana diterima Suara.com, terdapat kontribusi yang lebih tinggi dari hampir seluruh divisi bisnis, serta penjualan mobil dan sepeda motor masing-masing meningkat sebesar 2 persen dan 39 persen.
"Kinerja Grup sepanjang sembilan bulan pertama 2023 cukup baik, mencerminkan pemulihan pascapandemi yang terus berlanjut. Kami melihat Grup akan dapat tetap resilient di tengah ketidakpastian perekonomian global dan membukukan kinerja yang baik hingga akhir tahun dengan pertumbuhan yang moderat pada kuartal terakhir," jelas Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur PT Astra International Tbk.
Di sektor yang erat kaitannya dengan sektor otomotif--berupa penjualan kendaraan utamanya roda empat--Grup Astra memiliki bisnis jalan tol yang termasuk dalam divisi infrastruktur dan logistik.
Berdasarkan divisi, laba bersih divisi infrastruktur dan logistik Grup Astra mencapai Rp 766 miliar pada 2023, atau mengalami perubahan 98 persen dibandingkan periode sama pada 2022 yang meraih Rp 386 miliar.
Ada pun peningkatan berasal dari hasil kinerja bisnis jalan tol, solusi transportasi dan logistik.
Grup Astra mempunyai kepemilikan saham di 396 km ruas jalan tol yang telah beroperasi sepanjang jaringan jalan tol Trans-Jawa dan tol lingkar luar Jakarta. Pendapatan harian dari bisnis jalan tol Grup meningkat sebesar 6 persen sepanjang periode 2023 sampai kuartal ketiga ini.
Sedangkan untuk kontrak sewa kendaraan juga meningkat. Dioperasikan PT Serasi Autoraya, laba bersih meningkat sebesar 28 persen menjadi Rp 152 miliar. Utamanya karena marjin operasi yang lebih tinggi dan peningkatan 2 persen untuk menjadi 25.400 unit, yang lebih dari cukup untuk mengimbangi penurunan laba bersih dari bisnis mobil bekas.