Suara.com - Memburuknya polusi udara di Jakarta sudah mulai terasa dampaknya bagi mereka yang melakukan aktifitas untuk di luar ruang. Hal ini pun menjadi sorotan bagi banyak perusahaan, termasuk produsen komponen otomotif dunia.
Tercatat PM2.5 menjadi biang polutan utama polusi udara di Jakarta dengan konsentrasi sebanyak 58 mikrogram per normal meter kubik. Angka tersebut 11.6 kali lebih banyak daripada nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Hal ini lantas membuat BRQ Fuel Catalyst mengambil peran untuk meminimalkan jumlah emisi yang terbuang ke udara. Pemegang merek BRQ Fuel Catalyst, Setiady Sungkono di Indonesia mengatakan bahwa langkah-langkah kongkret jangka panjang pemerintah saat ini sudah berjalan untuk mengurangi polusi udara dari emisi kendaraan.
"Pemakaian bahan bakar minyak terbarukan seperti Biodiesel 35 (B35) dan Pertamax Green yang ramah lingkungan bukan hanya sebagai langkah mengurangi emisi gas buang. Namun penggunaan BBM dengan campuran bahan nabati relatif lebih cepat penurunan kualitasnya. Sifat bahan nabati adalah higroskopis atau lebih cepat menyerap molekul air dari lingkungannya, sehingga rentan menimbulkan bakteri. Inilah kondisi yang disebut sebagai BBM basi," ujar Setiady, di GIIAS 2023, Senin (14/8/2023).
Lebih lanjut, menurutnya, iklim tropis juga membuat bakteri berkembang lebih cepat di dalam tangki dapat menyebabkan pengendapan, serta penurunan nilai oktan dalam beberapa waktu.
"Untuk itulah kita memerlukan katalisator untuk mengurai molekul bahan bakar secara aktif agar bisa menyerap oksigen lebih banyak dan mematikan bakteri. Sehingga tenaga mesin meningkat dan lebih hemat BBM," ungkapnya.
BRQ Fuel Catalyst dirancang untuk bekerja mempertahankan kualitas BBM sebagaimana spesifikasi seharusnya. Selain itu, juga untuk merendahkan kebutuhan oktan bahan bakar pada mesin dengan cara memecah molekulnya sehingga lebih mudah dibakar.
Efek yang tercipta adalah seperti memakai bahan bakar dengan nilai oktan 3-5 RON di atasnya. Artinya tidak perlu memakai bahan bakar dengan RON tinggi untuk mendapatkan tenaga dan efisiensi yang sama.
Keuntungan lain pemakaian alat tambahan ini adalah menambah tenaga mesin 5-10%, menghemat bahan bakar hingga 20%, tidak bersifat aditif, tidak menghanguskan garansi mesin, bisa digunakan efektif hingga 400 ribu kilometer, dan paling penting dapat membantu mengurangi emisi sampai 50%.
"Dengan penggunaan alat ini kita sebenarnya bisa membantu mengurangi polusi dan emisi kendaraan. Terlebih ikut mengurangi terbuangnya BBM karena basi dan ikut serta menjaga cadangan energi," pungkas Setiady.
Baca Juga: Bertandang ke Booth Daihatsu di GIIAS 2023, Ada Mobil Konsep VIZIONF BEV Sampai Alunan Suara Raisa