Suara.com - Polisi mengatakan mayoritas kecelakaan yang terjadi pada 2022 lalu melibatkan anak muda di usia 15-19 tahun, yang merupakan usia pelajar.
Kasudbdit Diknas Korlantas Polri Kombes Pol Arman Achdiat di Jombang, Jawa Timur, Senin (3/4/2023), mengemukakan kasus kecelakaan dari hasil analisa pada 2022 mencapai 137.000 kejadian.
Jumlah ini diasumsikan masih taraf recovery dari pandemi COVID-19. Dari jumlah 137.000 kejadian itu, 27 ribu meninggal dunia dengan waktu paling banyak pukul 06.00 WIB sampai jam 09.00 WIB.
"Dari hasil analisa tahun 2022 yang sudah kami siapkan, menurut usia, jenis kendaraan dan penyebab kecelakaan itu, umur yang terlibat antara 15-19 tahun yang paling banyak terlibat kecelakaan, pada jam 06.00 WIB hingga jam 09.00 WIB. Itu jam anak sekolah yang berangkat. Jam 09.00 WIB - 11.00 WIB itu sekitar 22 ribu kasus dan terakhir jam 12.00 WIB sampai jam 15.00 WIB rendah," katanya.
Baca Juga: BREAKING NEWS! Kecelakaan Maut Dialami Bupati Kuningan Acep Purnama, Tiga Orang Tewas
Arman Achdiat dalam kegiatan edukasi keselamatan berkendara di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, itu menambahkan korban mayoritas memang usia produktif dengan berbagai macam penyebab kecelakaan.
Kendaraan yang paling banyak terlibat kecelakaan adalah roda dua. Selain itu, dari hasil kajian kecelakaan mayoritas terjadi di jalan yang mulus dan cuaca cerah. Sehingga, bisa disimpulkan penyebab kecelakaan adalah ceroboh berkendara.
"Penyebab kecelakaan ceroboh saat mendahului kendaraan. Itu yang pertama. Yang kedua, tidak jaga jarak. Itu yang jadi analisa di 2022," ujar dia.
Pihaknya gencar mengadakan edukasi keselamatan berkendara dengan menggandeng Jasa Raharja, melakukan kegiatan tertib berlalu lintas secara masif. Kegiatan ini secara masif dilakukan di pondok pesantren dengan sasaran pelajar terutama tingkat SMP dan SMA.
Ia menyebut Polri mempunyai program antara lain Police Goes to School, Kampus Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas, kemudian masyarakat terorganisir. Saat Ramadhan ini, pihaknya menggelar acara Safari Ramadhan dalam rangka santri aman berkendara (Trimandara) menggandeng Jasa Raharja.
Baca Juga: Puncak Arus Mudik Lebaran Diprediksi Terjadi pada 18-21 April, Begini Kata Korlantas
"Di satu sisi, kami coba agar masyarakat pengguna jalan jangan sampai terjadi kecelakaan lalu lintas, apalagi korban meninggal. Di sisi lain bagaimana meningkatkan kualitas disiplin masyarakat dan menurunkan tingkat fatalitas korban," ujar dia.
Dalam kegiatan ini, ada tiga pondok pesantren yang menjadi target sosialisasi. Selain PP Tebuireng, Kabupaten Jombang, juga pesantren di Bandung dan Bekasi.
Sementara itu, Mundzir Ponpes Tebuireng Jombang Kiai Lukman Hakim berterimakasih atas edukasi yang telah diberikan untuk para santri. Ia pun mengatakan, edukasi ini penting sebagai pengetahuan sehingga santri lebih tertib berlalu lintas.
"Terimakasih meluangkan waktunya untuk santri Tebuireng. Insyaallah, santri jarang yang kecelakaan karena tertib berlalu lintas," kata dia.
Ia pun memberikan apresiasi atas program yang dijalankan di PP Tebuireng, Jombang, bahwa Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang sebagai pilot project keselamatan berkendara.