Indonesia Bisa Menjadi Produsen Baterai Kendaraan Listrik Terbesar Dua Tahun Lagi

Selasa, 17 Januari 2023 | 14:56 WIB
Indonesia Bisa Menjadi Produsen Baterai Kendaraan Listrik Terbesar Dua Tahun Lagi
Presiden Joko Widodo berbincang tentang baterai mobil listrik. Sebagai ilustrasi [Instagram: @jokowi].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam Rapat Koordinasi Nasional atau Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda 2023 pada Selasa (17/1/2023) Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yakin bahwa Indonesia akan menjadi satu dari tiga besar produsen baterai kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) terbesar di dunia pada 2027.

Dikutip kantor berita Antara dari siaran daring Rakornas, Menko Marves menyatakan hal itu didukung penandatanganan perjanjian kerja sama pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik. Yaitu antara holding BUMN MIND ID dengan produsen baterai kendaraan listrik asal China Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) pada Senin (16/1/2023).

"Nanti 2027 kita mungkin salah satu dari tiga besar dunia yang akan memproduksi EV battery juga termasuk mobil EV," jelasnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pengolahan bijih nikel (nickel ore) di Pabrik Smelter, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, pada Senin (27/12/2021). [Dok. BPMI Sekretariat Presiden]
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pengolahan bijih nikel (nickel ore) di Pabrik Smelter, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, pada Senin (27/12/2021). [Dok. BPMI Sekretariat Presiden]

"Maka Indonesia sudah siap memasuki satu era baru membangun ekosistem lithium battery, juga mobil EV dan ini kalau berjalan semua sesuai rencana, maka baterai pertama lithium akan bisa diproduksi pada 2025," tandasnya.

Baca Juga: Lanjutkan Kemitraan, Mobil Listrik Toyota bZ4X di China Gunakan Ban Hankook Tire

Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan bahwa kinerja ekspor langsung terkerek naik dengan hilirisasi yang tengah digenjot pemerintah. Ia mencatat ekspor turunan nikel Indonesia naik signifikan dari sekitar 8,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) menjadi 33,8 miliar dolar AS pada 2022.

"Kelihatan ekspor Indonesia naik dengan baik pada tahun ini, hampir 11 miliar dolar AS, tambah kenaikan down stream industry atau hilirisasi hanya dari nickel ore (bijih nikel). Jadi kalau nanti kita sampai pada lithium battery, angka ini saya kira akan jauh lebih besar," analisanya.

Menko Marves memprediksi ekspor turunan nikel bisa meningkat dua kali lipat jika rencana hilirisasi hingga ke ekosistem industri baterai listrik bisa berjalan dalam empat hingga lima tahun ke depan.

Mengutip unggahan di akun Instagram Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, telah dilakukan Initial Signing Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) dan Shareholders Agreement (SHA) antara Antam, anggota MIND ID, dengan CBL yang merupakan cucu usaha CATL, pada Senin (16/1/2023).

Kemajuan tindak lanjut kerja sama itu dalam rangka pembentukan joint venture konsorsium yang akan mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir sebagai bagian dari program transformasi ekonomi hijau di Indonesia.

Baca Juga: Resmikan Kolaborasi, Honda Motor dan LG Energy Solution Siap Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Amerika Serikat

"Kami berharap setelah adanya penandatanganan CSPA tersebut segera mempercepat proses kesepakatan komitmen hilirisasi untuk kegiatan hilir yang meliputi smelter, precursor, katoda, sel baterai dan recycle," demikian ungkap Bahlil Lahadalia dalam unggahannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI