"Nikel kami stop tiga tahun yang lalu. Dulu waktu masih mentah kami ekspor nilainya hanya Rp 17 triliun, setelah stop tiga tahun ini, setahun bisa menghasilkan kurang lebih Rp 360 triliun. Bauksit kami umumkan Desember stop juga mulai Juni 2023, dan akan kami hilirisasi di dalam negeri. Tidak tahu lompatannya, namun kurang lebih dari Rp 20 triliun menjadi Rp 60-70 triliun," tukas Presiden.
Menurut Presiden Joko Widodo, pekerjaan itu memang tidak mudah karena tambah nikel, bauksit, timah tersebar di Sulawesi, Maluku, Belitung, Kalimantan Barat, Bintan dan daerah lainnya.
Dan meski pun Indonesia kalah saat digugat Uni Eropa ke WTO untuk penghentian ekspor nikel, Presiden menyampaikan kepada Menteri Luar Negeri agar tidak mundur.