Penurunan Harga BBM Non-Subsidi Mendapatkan Sambutan Positif dari PSE UGM

Rabu, 04 Januari 2023 | 18:15 WIB
Penurunan Harga BBM Non-Subsidi Mendapatkan Sambutan Positif dari PSE UGM
Pertamina memberikan daftar terbaru penyesuaian harga BBM berlaku per 3 Januari 2023 [Pertamina].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengumumkan penurunan harga BBM non-subsidi pada Selasa (3/1/2023) pagi. Pertamax yang awalnya Rp 13.900 per liter menjadi Rp 12.800. Kemudian Pertamax Turbo dari Rp 15.200 per liter turun menjadi Rp 14.050.

Selanjutnya, Dexlite bernilai Rp 16.150 dari Rp18.300 per liter dan Pertamina Dex menjadi Rp 16.750 dari Rp 18.800 per liter.

Dikutip kantor berita Antara dari rilis resmi tertulis, Pusat Studi Energi (PSE) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menyambut positif penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi oleh Pertamina.

"Penentuan harga BBM non-subsidi didasari mekanisme pasar untuk mencapai harga keekonomian. Penurunan harga BBM non-subsidi ini imbas dari penurunan harga minyak mentah dunia," sambut Sarjiya, Kepala PSE UGM Yogyakarta.

Baca Juga: Obituari: Snowmobile Mengantar Pereli dan Atlet Gymkhana Inspirasional Ken Block Berpulang

Pertamina melakukan penyesuaian harga mengikuti tren harga minyak dunia dan harga rata-rata publikasi minyak [Pertamina].
Pertamina melakukan penyesuaian harga mengikuti tren harga minyak dunia dan harga rata-rata publikasi minyak [Pertamina].

Ia menilai penurunan harga BBM non-subsidi juga bentuk kebijakan Menteri BUMN Erick Thohir yang terus mendorong Pertamina menjadi perusahaan energi kelas dunia (world class energy company).

Peneliti PSE UGM Agung Satrio Nugroho menjelaskan penurunan harga BBM non-subsidi memberikan dampak positif kepada negara. Dengan disparitas harga BBM subsidi dan non-subsidi yang semakin kecil, diprediksi akan ada perpindahan konsumsi dari Pertalite ke Pertamax.

Agung Satrio Nugroho mengatakan perpindahan mirip ketika Pertamina menaikkan harga BBM non-subsidi. Akibat disparitas harga Pertamax yang semakin besar membuat masyarakat beralih mengonsumsi Pertalite sebagai BBM kendaraan, di mana jumlah perpindahan konsumsi mencapai 5 persen.

"Dengan berkurangnya konsumsi Pertalite, membuat beban negara untuk mensubsidi BBM semakin berkecil," jelas Agung Satrio Nugroho.

Dengan semakin sempitnya disparitas harga, optimis konsumsi BBM non-subsidi akan meningkat. Harapannya, subsidi BBM dapat dimanfaatkan untuk kebijakan strategis nasional lain, misalnya pengembangan energi baru terbarukan.

Baca Juga: Pertamax dan Dex Mengalami Penyesuaian, Berikut Daftar Harga Hasil Evaluasi Pertamina

"Berkurangnya beban Pertamina terhadap BBM subsidi membuat mereka menjadi world class energy company," lanjut Agung Satrio Nugroho.

Ia juga mendukung rencana Erick Thohir yang akan mengevaluasi harga BBM non-subsidi setiap pekan. Tujuannya, agar harga BBM non-subsidi dapat langsung menyesuaikan dengan harga keekonomian.

"Saya mendukung rencana Menteri Erick Thohir untuk perintahkan Pertamina meninjau ulang harga BBM non-subsidi setiap pekan, sehingga disparitas dengan BBM subsidi semakin kecil," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI