FSD Tesla Diduga Menjadi Penyebab Laka Lantas Beruntun di Amerika Serikat

Kamis, 22 Desember 2022 | 11:51 WIB
FSD Tesla Diduga Menjadi Penyebab Laka Lantas Beruntun di Amerika Serikat
Dasbor Tesla Model S, sebagai ilustrasi lokasi Full Self-Driving (FSD) [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pihak kepolisian Amerika Serikat melaporkan hasil penyelidikan kasus kecelakaan satu unit Tesla Model S tahun produksi 2021 yang terjadi di Bay Bridge, San Francisco.

Dikutip kantor berita Antara dari Reuters, dari kesaksian pengemudi diperoleh data penyebab kecelakaan lalu lintas atau laka lantas, yaitu ia tengah berkendara dalam mode Full Self-driving (FSD) tidak berfungsi.

Laka lantas terjadi saat perayaan Thanksgiving, mengakibatkan dua remaja dikirim ke rumah sakit setempat karena mengalami luka ringan. Sementara kecelakaan juga menyebabkan kemacetan di ruas jalan.

Mobil listrik Tesla Model S (Shutterstock).
Mobil listrik Tesla Model S, sebagai ilustrasi (Shutterstock).

Elon Musk, pimpinan Tesla Incorporation menyatakan fitur FSD adalah software paling potensial dipasarkan oleh pabrikan mobil listrik terbesar di dunia itu. Namun, sistem bantuan pengemudi canggih Tesla dan sudut pandang pemilik perusahaan itu masih menghadapi pengawasan hukum, peraturan, dan publik yang semakin meningkat.

Baca Juga: Intensif dari Pemerintah untuk Motor dan Mobil Listrik Bertujuan Pacu Pertumbuhan Industri Elektrifikasi

Sedangkan Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Jennifer Homendy mempertanyakan pemasaran FSD Tesla, karena fitur malah tidak mampu berfungsi. Ia juga menyatakan Tesla harus berbuat lebih banyak untuk memastikan pengguna tidak menyalahgunakan fitur ini.

Tesla menjual perangkat lunak FSD seharga 15 ribu dolar Amerika Serikat (AS) sebagai iklan yang memungkinkan kendaraannya mengubah jalur dan parkir secara mandiri. Fitur ini melengkapi fitur "Autopilot" standar mobil listrik Tesla. Sehingga memungkinkan mobil menyetir, berakselerasi, dan mengerem di jalurnya tanpa campur tangan pengemudi.

Kembali kepada pengakuan pengemudi Tesla, ia mengatakan kepada polisi bahwa FSD tidak berfungsi. Akan tetapi polisi tidak dapat menentukan apakah pernyataan pengguna FSD tadi akurat.

Laporan polisi mengatakan kendaraan melakukan perubahan jalur yang tidak aman dan melambat hingga berhenti. Sehingga menyebabkan kendaraan lain menabrak Tesla dan terjadi tabrakan efek domino atau beruntun.

Lebih lanjut polisi menyatakan jika FSD tidak berfungsi, pengemudi seharusnya mengendalikan kendaraan secara manual.

Baca Juga: Toyota Bicara Peluang Mobil Listrik All-New bZ4X Diproduksi di Indonesia

Sejauh ini, Tesla belum merespon pertanyaan media, dan badan Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA), yang telah menyelidiki sistem bantuan pengemudi canggih FSD Tesla tidak berkomentar mengenai kasus laka lantas itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI