Nikel untuk Baterai Kendaraan Listrik Jadi Bagian Hilirisasi dan Ekosistem Pertambangan

Jum'at, 16 Desember 2022 | 15:35 WIB
Nikel untuk Baterai Kendaraan Listrik Jadi Bagian Hilirisasi dan Ekosistem Pertambangan
Pengolahan bijih nikel di smelter milik PT Vale di Sulawesi Selatan [AFP/Bannu Mazandra].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam acara Expose dan Launching Peta Peluang Investasi 2022, yang berlangsung Jumat (16/12/2022), Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkap tentang hilirisasi produk, termasuk nikel yang menjadi salah satu material untuk pembuatan baterai kendaraan elektrifikasi.

Dikutip kantor berita Antara dari pantauan secara daring di Jakarta, kurun 2017-2018, ekspor produk turunan nikel hanya berkontribusi sekitar 3,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Kebijakan hilirisasi yang dilakukan pemerintah kemudian berhasil mendongkrak kinerja ekspor di mana pada 2021 ekspor produk turunan nikel mencapai 20,9 miliar dolar AS.

"Tahun ini kami targetkan sekitar 27-30 miliar dolar AS. Ini baru satu komoditas, dan ini kami akan bangun ekosistem EV (Electric Vehicle) battery," papar Bahlil Lahadalia.

Baca Juga: Dorong Produsen Otomotif Pembuat Mobil Listrik Segera Investasi di Tanah Air, Pemerintah Indonesia Berikan Insentif

Presiden Joko Widodo berbincang tentang baterai mobil listrik [Instagram: @jokowi].
Presiden Joko Widodo berbincang tentang baterai mobil listrik [Instagram: @jokowi].

"Kami sekarang membangun ekosistem dari mining (pertambangan), smelter, HPAL (Halmahera Persada Lygend), prekursor, katode, battery cell hingga recycle, termasuk mobilnya," jelas Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Ia menambahkan bahwa pemerintah terus fokus mendorong investasi di bidang hilirisasi, bukan hanya untuk komoditas tambang namun komoditas pangan.

"Kami jujur katakan untuk terus fokus pada hilirisasi. Dan tahun ini kami berpikir mulai menyetop beberapa komoditas seperti timah dan mangan. Dan hilirisasi ini kami lakukan tidak hanya di sektor komoditas tambang namun komoditas pangan," lanjutnya.

Selain hilirisasi material logam menuju kepada pembangunan baterai kendaraan elektrifikasi dan mobil serta sepeda motor listrik, Bahlil Lahadalia menjelaskan tim Deputi Hilirisasi Kementerian Investasi juga sudah mulai merancang program hilirisasi pangan yang akan jadi fokus nantinya.

Hilirisasi ini sendiri adalah jalan Indonesia untuk keluar dari negara berkembang menjadi negara maju, karena hilirisasi dinilai merupakan salah satu cara Indonesia menjadi negara industrialis.

Baca Juga: Sulawesi Tenggara Ditargetkan Masuk Ekosistem Baterai EV, Jadi Bagian Hilirasi Nikel

"Sekarang pendapatan per kapita Indonesia kurang lebih 4.500 dolar AS, kami akan dorong menjadi 9-10 ribu dolar AS dan membutuhkan pekerjaan berkualitas, salah satunya adalah hilirisasi," lanjutnya.

Bahlil Lahadalia mencontohkan hilirisasi sebagaimana yang telah dilakukan terhadap nikel telah mampu mendorong penciptaan nilai tambah yang signifikan.

Upaya mendorong hilirisasi juga ditunjukkan Kementerian Investasi melalui peluncuran 22 proyek investasi prioritas senilai Rp 37,32 triliun. Ke-22 proyek yang siap ditawarkan ini berisi masing-masing 11 proyek yang fokus untuk penciptaan nilai tambah di sektor sumber daya alam dan industri manufaktur. Dan pembagiannya sembilan proyek di Pulau Jawa dan 13 proyek di luar Pulau Jawa.

Di sektor industri manufaktur, proyek-proyek yang ditawarkan yaitu industri pengolahan jagung untuk pakan ternak di Gorontalo; industri bioetanol di Jawa Timur; industri logam tembaga di Jawa Timur; industri alat dan mesin pertanian di Jawa Timur; industri motor listrik untuk kendaraan listrik di Jawa Barat; industri garam farmasi di Jawa Timur; serta industri ban pesawat terbang dari karet alam di Jawa Barat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI