Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pemerintah sedang menghitung dan membahas subsidi untuk kendaraan listrik.
Dikutip dari kantor berita Antara, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa subsidi atau insentif untuk kendaraan listrik ini menggunakan benchmark atau tolok ukur dua negara tetangga sesama anggota ASEAN, yaitu Thailand dan Vietnam.
"Kami sedang hitung dan bicarakan. Kami membangun ekosistem," papar Menko Marves di Jakarta, Selasa (13/12/2022).
Penggunaan kendaraan listrik memberikan berbagai dampak positif, salah satunya mampu memperbaiki kualitas udara menjadi lebih bersih.
Baca Juga: Apresiasi Mitra Juara Gojek 2022 Diberikan kepada 12 Pemenang, Buktikan Kinerja Berkualitas
"Jadi kita jangan sampai kalah, ini tidak boleh dilihat hanya satu sisi namun harus dilihat secara komprehensif," tandas Luhut Binsar Pandjaitan.
Karena itu subsidi bagi kendaraan listrik di Indonesia juga tidak boleh berbeda jauh dengan negara-negara lain.
"Berapa banyak subsidi? Kita tidak boleh berbeda jauh dengan negara-negara lain, karena itu akan merugikan Indonesia," lanjutnya.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pemerintah tengah mengkaji berbagai aspek untuk memberikan insentif bagi transisi dan konversi mobil, motor, dan angkutan umum dari konvensional ke berbasis listrik.
Pemerintah terus-menerus melakukan rapat tentang pengembangan mobil listrik. Bagaimana memikirkan soal insentif agar Indonesia nanti jangan hanya menjadi market di kawasan Asia. Indonesia menuju kepada penyesuaian lingkungan itu.
Baca Juga: Jelang Akhir Tahun, Wuling Suguhkan Program YES untuk Pembelian Almaz RS sampai Mobil Listrik Air ev
Moeldoko mengatakan insentif memang diperlukan untuk mempercepat pengembangan kendaraan listrik.
Thailand dan Vietnam telah menerapkan insentif bagi industri kendaraan listrik untuk mempercepat pertumbuhan kendaraan yang disebutkan ramah lingkungan ini.