Sulawesi Tenggara Ditargetkan Masuk Ekosistem Baterai EV, Jadi Bagian Hilirasi Nikel

Selasa, 13 Desember 2022 | 20:25 WIB
Sulawesi Tenggara Ditargetkan Masuk Ekosistem Baterai EV, Jadi Bagian Hilirasi Nikel
Baterai Solid Power, sebagai ilustrasi baterai untuk mobil listrik [Ford via ANTARA].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memasukkan Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam target ekosistem baterai kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV).

Dikutip dari kantor berita Antara, dalam target itu, Sulawesi Tenggara diharapkan akan menjadi salah satu dari bagian hilirisasi nikel pada 2024. Yaitu melalui penggunaan energi baru terbarukan sebagai sumber daya. 

"Pada 2024-2025 Sulawesi Tenggara akan menjadi salah satu bagian hilirisasi untuk membangun ekosistem EV battery," jelas Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam acara peringatan Hari Nusantara di Wakatobi Sulawesi Tenggara, Selasa (13/12/2022).

Ilustrasi (Antara)
Ilustrasi bijih nikel (Antara)

Ia menjelaskan Sulawesi Tenggara kaya akan sumber daya alam berupa nikel dan aspal. Namun, lanjutnya, hilirisasi nikel di Sulawesi Tenggara belum semasif di daerah lain.

Baca Juga: Jelang Akhir Tahun, Wuling Suguhkan Program YES untuk Pembelian Almaz RS sampai Mobil Listrik Air ev

"Harus diakui bahwa hilirisasi di Sulawesi Tenggara ini memang tidak semasif daerah lain, baru sampai setengah jadi. Ke depan kami ingin membangun nilai tambahnya sampai 70-80 persen. Agar nilai tambah ada di daerah ini, dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan dengan gaji yang cukup memadai," lanjut Bahlil Lahadalia.

Pembangunan pabrik hilirisasi juga akan meningkatkan pendapatan daerah yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat setempat.

Selain itu juga menekankan proses hilirisasi nikel di Sulawesi Tenggara harus menerapkan konsep ekonomi hijau atau green economy, yang mengimplementasikan prinsip berkelanjutan dalam kegiatan ekonomi.

"Sekarang kalau mau produk kita laku di dunia, tidak bisa hindari green energy, green industry. Kalau masih pakai batu bara pasti produk tidak akan laku, atau tidak dihargai sebaik proses industri yang memakai green energy, EBT," tandas Bahlil Lahadalia.

Oleh karena green industry dan penggunaan energi baru terbarukan akan menjadi syarat bagi investor untuk membangun pabrik hilirisasi nikel di Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: Mobil Listrik Premium BMW i7 Bakal Masuk Indonesia pada 2023

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI