Suara.com - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan mengimbau seluruh pengemudi taksi angkutan umum antara distrik ke kota dan sebaliknya agar tidak membuat tarif baru secara sepihak menjelang Natal. Bila melakukannya akan diberikan sanksi.
Dikutip dari kantor berita Antara, Sekretaris Dinas Perhubungan Darat Jayawijaya, Yuda Daby di Wamena, Rabu (7/12/2022) mengatakan setelah menerima petunjuk dari pimpinan, mereka akan melakukan razia kendaraan angkutan umum.
"Kami imbau tidak boleh kasih naik harga taksi, hari raya baru kasih naik itu kurang bagus juga. Kami mengimbau demikian sebab terkadang di situasi Natal dan hari raya umat Muslim, kadang sopir kasih naik harga," jelas Yuda Daby.
Dishub juga mengimbau penjual bahan bakar minyak (BBM) di tingkat pengecer supaya tidak menaikkan harga. Sebab bisa memicu sopir atau pengemudi memberlakukan tarif baru secara sepihak tanpa kesepakatan bersama dengan pemerintah.
Baca Juga: Perusahaan Otomotif Hadir dalam Konferensi Industri Roadmap Indonesia
"Harga BBM di agen premium dan minyak solar (APMS) itu tidak naik, tetapi yang di pengecer perlu diperhatikan. Dan kondisi itu bisa berdampak kepada angkutan, sehingga kami dari Dinas Perhubungan mengimbau untuk penjual solar, bensin kalau bisa tetap pakai harga yang sudah ditetapkan pemerintah atau tidak lebih dari Rp 25.000 per liter," tandasnya.
Yuda Daby memastikan dengan terbukanya akses jalan antarkampung, distrik dan kota, masyarakat tidak lagi kesulitan mendapatkan pasokan bahan makanan menjelang hari raya Natal sebab mereka bisa menjangkau kota dengan kendaraan.
Sebelum adanya akses jalan yang dibuka, masyarakat beberapa kampung dan distrik harus berjalan kaki ke kota untuk berbelanja dan hal itu memakan waktu.
"Dahulu itu masyarakat jalan kaki dari kampung, distrik datang berhari-hari, kadang minggu untuk belanja di kota. Tetapi sekarang transportasi darat sudah lancar, bisa pakai motor, mobil," katanya.
Ia mengatakan menyebutkan bahwa saat Natal 25 Desember 2022 aktivitas masyarakat daerah pinggiran yang datang berbelanja ke pusat kota cukup tinggi.
"Bahkan masyarakat beberapa kabupaten pemekaran terdekat itu mereka datang belanja di Jayawijaya karena ini kabupaten induk dan pusat perekonomian di pegunungan," kata Yuda Daby.