Suara.com - Ibu kota baru Indonesia, Nusantara akan dibangun menjadi smart city, dengan dukungan sektor teknologi di berbagai sektor. Untuk transportasi, akan ada autonomous minibus, bis listrik, pengaturan lalu lintas, hingga Advance Air Mobility (AAM) atau mobil terbang.
Dikutip dari kantor berita Antara, hal ini disampaikan Prof Mohammed Ali Berawi, Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dalam forum media Honeywell, di Jakarta, Selasa (29/11/2022).
Ia memaparkan IKN konsep hijau berkelanjutan dan berketahanan dilangsungkan lewat upaya menjadikan IKN sebagai city forest atau kota hutan.
IKN akan tetap mempertahankan 65 persen area sebagai hutan tropis melalui proses reforestasi, 10 persen kawasan hijau dan produksi pangan serta 25 persen kawasan kota. Hutan tropis ini berguna untuk penyerap karbon dan kawasan urban yang terkontrol untuk meminimalkan emisi. Sebab pada 2045 kota itu ditargetkan menjadi kota netral karbon.
"Konsepnya nanti near zero carbon city. Teknologi maju yang digunakan mulai parkir otomatis, bila ada ambulans lewat tidak perlu antre di traffic light namun bisa jalan terus karena sudah diatur teknologi," jelas Prof Mohammed Ali Berawi.
Selain itu, polusi udara juga akan dikontrol melalui data center. Terdapat public space and safety, layanan kesehatan yang terintegrasi serta pengelolaan tanggap bencana.
Prof Mohammed Ali Berawi juga menyatakan bahwa terdapat lima elemen utama untuk membangun kota cerdas.
"Hijau, berkelanjutan, resilien, smart modern dengan memanfaatkan teknologi untuk semua orang, dan inklusif artinya terbuka untuk semua orang," tandasnya.
Menurut Prof Mohammed Ali Berawi, dibutuhkan teknologi komprehensif di enam sektor untuk menjadikan IKN sebagai kota cerdas atau smart city.
Baca Juga: Toyota Indonesia Siap Produksi Mobil Listrik dan Gelar Premiere Global Awal Pekan Depan
"Ada enam komponen untuk kota cerdas, governence, transportasi dan mobilitas, living, natural resources and energy, industri dan SDM, serta infrastruktur," jelasnya.
"Ini adalah cara pemanfaatan teknologi yang diterapkan mulai dari perencanaan pembangunan, dan pengelolaan kota sehingga kualitas hidup masyarakat dan produktifitas meningkat," tutur Prof Mohammed Ali Berawi.
Dari sisi pemerintah, segala hal mulai dari administrasi, pendaftaran penduduk, mengidentifikasi, pengisian aplikasi, hingga pengelolaan kota juga dilakukan secara digital.