Suara.com - Cile adalah hub yang bisa menjadi pintu masuk produk Indonesia ke kawasan Amerika Latin. Sejak penerapan Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) pada Agustus 2019, terjadi kenaikan yang sangat signifikan pada nilai perdagangan Indonesia dengan negara ini.
Dikutip dari kantor berita Antara, pengusaha Indonesia kebanjiran kontrak dagang senilai 5,8 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 90 miliar dengan memanfaatkan kerja sama tadi.
“Kami menyambut baik penandatanganan kontrak bisnis oleh pelaku usaha Indonesia dan Cile yang memanfaatkan terbukanya pasar Cile dengan skema IC-CEPA. Sejumlah komoditas yang akan diekspor dalam kontrak bisnis ini yaitu mobil, perabotan keramik, serta makanan dan minuman,” jelas Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam keterangannya di Jakarta, awal pekan ini, Senin (21/11/2022).

Mendag optimis bahwa ekspor ke kawasan Amerika Latin semakin besar setelah ditandatanganinya skema IC-CEPA.
Penandatanganan kontrak bisnis Indonesia dengan Cile telah dilakukan secara bertahap pada 15-17 November 2022 secara virtual.
Mendag menyampaikannya setelah menyaksikan video rekaman penandatanganan kontrak dagang pengusaha kedua negara.
Turut hadir menyaksikan adalah Wakil Menteri Hubungan Ekonomi Internasional Republik Cile José Miguel Ahumada.
Mendag didampingi Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono, dan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi.
“Kami harap lebih banyak pelaku usaha yang jeli melihat peluang pasar Cile dan semakin banyak produk Indonesia yang akhirnya beredar di Cile,” harap Mendag.
Perusahaan-perusahaan Indonesia yang menjalin kontrak dagang kali ini adalah PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia, PT Sango Ceramic Indonesia, PT Kalbe International, Kaya.ID, dan PT Kultiva Indonesia Makmur.