Jumpa di Bali dengan Posco, Menteri Investasi Harapkan Investasi Baja untuk Industri Mobil Listrik Dipercepat

Kamis, 17 November 2022 | 07:00 WIB
Jumpa di Bali dengan Posco, Menteri Investasi Harapkan Investasi Baja untuk Industri Mobil Listrik Dipercepat
Prajurit TNI membersihkan mobil listrik yang akan digunakan oleh delegasi KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Kamis (10/11/2022). Sebagai ilustrasi produk mobil listrik atau Electric Vehicle [ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada 28 Juli 2022, Kementerian Investasi/BKPM dengan PT Krakatau Steel (KS) dan Posco menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dalam rangka pemberian fasilitas untuk rencana perluasan kapasitas produksi dan produksi baja otomotif bagi pembuatan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV).

Dikutip dari kantor berita Antara, penandatanganan dilakukan di Seoul, Korea Selatan, disaksikan langsung Presiden Joko Widodo.

Nilai investasi fase kedua dari Posco dan Krakatau Steel mencapai 3,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 52,4 triliun, yang akan dimulai pada 2023. Selain itu, kerja sama ini juga dilakukan dalam rangka fasilitasi rencana proyek pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Presiden Jokowi di Forum One on One Business Meeting bersama chairman Lotte Group dan chairman POSCO di Hotel Lotte, Korea Selatan, Senin (16/5/2016). [Biro Pers Istana/Rusman].
Presiden Joko Widodo di Forum One on One Business Meeting bersama chairman Lotte Group dan chairman POSCO di Hotel Lotte, Korea Selatan, Senin (16/5/2016). [Biro Pers Istana/Rusman].

Posco sendiri adalah bagian dari konsorsium LG dalam proyek "grand package" industri baterai listrik terintegrasi dengan total nilai investasi mencapai 9,8 miliar dolar AS.

Baca Juga: Bus Listrik Jadi Armada Pendukung KTT G20 Bali, Pengemudi Menyatakan Kebanggaan

Saat bertemu Presiden Direktur Posco, Jeong Tak di Bali, Senin (14/11/2022), Menteri Investasi menyatakan apresiasi atas perkembangan proyek perluasan investasi Posco di Indonesia. Yaitu produksi baja untuk kerangka kendaraan listrik yang digarap PT Krakatau Posco.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mendorong perusahaan asal Korea Selatan Posco untuk mempercepat realisasi investasi di sektor produksi baja. Tujuannya mendukung ekosistem industri kendaraan listrik.

Kementerian Investasi sangat serius dan berkomitmen untuk membantu agar proyek investasi berjalan baik.

"Produksi baja Krakatau POSCO bisa menjadi basis bahan baku bagi penetrasi pasar EV di Asia Tenggara dan global ke depannya. Apalagi dengan adanya minat perusahaan produsen EV yang akan masuk ke Indonesia seperti Foxconn, misalnya," demikian dipaparkan Bahlil Lahadalia pada Rabu (16/11/2022) lewat rilis resmi.

Presiden Direktur Posco, Jeong Tak menjelaskan saat ini telah dilakukan investasi barang modal yang akan menjadi dasar untuk masuk ke pasar EV dan otomotif di kawasan Asia Tenggara. Ia mengharapkan perizinan dan insentif untuk mendukung perkembangan investasi tadi.

Baca Juga: Dari Pameran Kendaraan Listrik di Bali: PKBLBB 2022 Menjadi Showcase Masyarakat Sebelum Transisi Gunakan EV

Terkait dengan progres konsorsium, masih terdapat negosiasi yang belum selesai dan akan segera diputuskan dalam waktu dekat.

"Kami berterima kasih atas dukungan dari Kementerian Investasi/BKPM. Sekembalinya kami ke Korea nanti, kami akan sampaikan segera kepada seluruh anggota konsorsium terkait perhatian dari Bapak Menteri untuk percepatan progres investasi Grand Package," kata Jeong Tak.

Realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia sepanjang Januari hingga September 2022 sebesar tercatat sebesar 1,67 miliar dolar AS dan berada pada peringkat keenam dengan total penyerapan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebesar 83.233 orang.

Secara akumulatif sejak 2017 hingga September 2022, tercatat realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia mencapai 9,85 miliar dolar AS. Realisasi investasi ini didominasi industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain; listrik, gas dan air; industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik dan jam; industri barang dari kulit dan alas kaki; dan industri kimia dan farmasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI