Carlos Ghosn Masuk Daftar Buronan Internasional, Kisah Mantan Bos Nissan Ini Dijadikan Film Dokumenter

Selasa, 01 November 2022 | 11:15 WIB
Carlos Ghosn Masuk Daftar Buronan Internasional, Kisah Mantan Bos Nissan Ini Dijadikan Film Dokumenter
Carlos Ghosn hadir bersama istrinya Carole Ghosn, menyaksikan pemutaran film "Ash is Purest White" di Festival Film Cannes 2018 [AFP/Alberto Pizzoli].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama mantan Chief Executive Officer (CEO) Nissan dan Renault, Carlos Ghosn baru-baru ini kembali mencuat. Sosoknya dijadikan material film dokumenter di Netflix.

Melansir Autoevolution, film dokumenter ini menceritakan kisah karir Carlos Ghosn di Renault, serta apa yang terjadi dari titik perekrutannya hingga Januari 2020. Yaitu saat pengusaha berdarah Lebanon kelahiran Brasil itu ditetapkan menjadi buronan internasional.

Film dokumenter berjudul "Fugitive: The Curious Case of Carlos Ghosn" disutradarai Lucy Blakstad. Sutradara asal Inggris yang telah memenangkan dua Emmy Awards dan British Academy of Film and Television Arts (BAFTA) dalam karirnya.

Bos Nissan, Carlos Ghosn. [AFP]
Mantan Bos Nissan, Carlos Ghosn. [AFP]

Lucy Blackstad mengangkat kisah Carlos Ghosn yang telah mengubah nasib dua produsen otomotif, Renault dan Nissan setelah sukses berkarir sebagai CEO Michelin di Amerika Utara.

Baca Juga: Nissan Perpanjang Penjualan Mobil Bekas Bersertifikat

Film dokumenter berdurasi 95 menit ini sebenarnya tidak menawarkan fakta baru. Namun Lucy Blacksad coba menarik orang-orang yang belum pernah mendengar kisah seorang Carlos Ghosn hingga menjadi buronan internasional.

Film dokumenter ini menampilkan beberapa mantan kerja Carlos Ghosn, serta orang-orang yang belum pernah berbicara secara langsung.

Sedangkan sejumlah peran lainnya digantikan seorang aktor. Ia menjelaskan beberapa fakta yang ditemukan oleh sang sutradara lewat film dokumenter yang dikerjakannya.

Pembuat film menyatakan Carlos Ghosn diundang untuk terlibat dalam film dokumenter ini. Namun lelaki berusia 68 tahun itu dikatakan menolak untuk berpartisipasi.

Baca Juga: Menyusul Toyota, Nissan dan Mazda Tinggalkan Industri Otomotif Rusia

Sebagai latar belakang dokumenter, mantan CEO Nissan Carlos Ghosn penuh kontroversi. Awalnya dianggap sebagai eksekutif hebat lalu berakhir dengan kasus hukum di Jepang terkait pelaporan gaji yang diperkecil dan menggunakan pendanaan perusahaan untuk bisnis pribadi. Berakhir hingga jadi buronan setelah melarikan diri secara dramatis masuk ke dalam kotak instrumen musik dan diselundupkan dalam penerbangan oleh mantan tentara Amerika Serikat.

Carlos Ghosn dinyatakan sebagai buron oleh International Criminal Police Organization (Interpol) setelah berhasil melarikan diri dari Jepang ke Lebanon saat pergantian tahun 2020.

Lelaki yang pernah datang ke Indonesia sekitar 2008 itu menjadi buron internasional setelah melarikan diri ke Lebanon yang disebutkan sebagai upayanya dalam menghindari sistem peradilan di Jepang. Surat buron Interpol menyerukan otoritas setempat untuk menangkap Carlos Ghosn.

Pemerintah Jepang juga meminta Lebanon agar bisa mengekstradisi Carlos Ghosn melalui jalur diplomatik. Sumber pengadilan menyebutkan, pada kasus buron internasional, pemerintah biasanya tidak akan menahan yang bersangkutan, akan tetapi paspor ditahan dan uang jaminan akan diberlakukan.

Selain itu, Carlos Ghosn dikabarkan mendapatkan dukungan luas di Lebanon, karena pernah tinggal di sana saat masih kecil. Ia juga memiliki banyak investasi perbankan dan properti di negara yang beribu kota di Beirut itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI