Suara.com - Jangka waktu penggantian oli gardan atau transmisi motor matik memang lebih lama dibanding oli mesin, makanya sering kali pemilik motor matik lupa atau telat menggantinya.
Pergantian oli mesin motor matik umumnya setelah menempuh jarak 2.000 km (tergantung kondisi jalan dan kebiasaan pengendaranya). Sedangkan penggantian oli gardan motor matik dilakukan setiap 8.000 km sekali.
Lalu apa saja dampak yang ditimbulkan jika pemilik motor matik sering telat mengganti oli gardan, berikut ulasannya dikutip dari laman Deltalube:
Suara kasar
Karena kekentalan dan daya lumas oli transmisi sudah berkurang, otomatis gesekan antar komponen di dalam boks gardan motor matik sudah tak terlumasi dengan baik. Belum lagi adanya kotoran logam yang bersirkulasi bersama oli yang membuat permukaan logam lebih cepat aus.
Baca Juga: Lewati Banjir Pakai Motor Matic? Jangan Maksain Deh, Ini Batas Amannya
Akibat gesekan antar gear yang lebih kuat itu, memicu munculnya suara berisik. Hal ini juga sering dijumpai di jalan, suara berisik berasal dari arah CVT motor matik.
Tapi tak hanya suara berisik, gear ratio juga rentan aus akibat minimnya pelumasan. Usia pakainya pun menurun.
Bearing gardan goyah
Selain gear ratio rusak, efek sering telat ganti oli gardan motor matik juga memicu kerusakan beberapa bearing yang berada di dalam gardan. Bearing goyang atau rusak ini juga ditandai dengan suara kasar, seiring kecepatan motor matik melaju.
Sebaiknya pemilik motor matik mengganti oli gardan minimal 3 atau 4 bulan. Tapi jika saat kondisi hujan terus menerjang banjir atau genangan air, dianjurkan untuk segera diganti.
Pasalnya air bisa masuk ke ruang transmisi yang membuat oli gardan menjadi rusak. Otomatis oli gardan kehilangan daya lumasnya dan gesekan antar komponen makin keras.
Baca Juga: Simak, Ini Tips Pilih Oli Motor Matic