Suara.com - Nissan Motor Company mengambil keputusan untuk meninggalkan pasar otomotif Rusia. Dengan keputusan itu, carmaker satu ini menambah daftar perusahaan-perusahaan asing, termasuk sektor otomotif, yang menyatakan goodbye atau angkat kaki dari Negeri Beruang Merah.
Dikutip kantor berita Antara dari kantor berita Jepang, Kyodo, Nissan menarik diri dari pasar Rusia, bergabung dengan daftar perusahaan yang keluar dari negara itu setelah invasi ke Ukraina.
Langkah itu dilakukan setelah Nissan menghentikan produksi di pabrik Saint Petersburg, Federasi Russia pada Maret 2022, dengan alasan gangguan rantai pasokan setelah perang di Ukraina.
Nissan menyebutkan bahwa tidak ada tanda-tanda perbaikan yang terlihat, sehingga perusahaan memutuskan untuk tidak melanjutkan operasi di Rusia.
Baca Juga: Menuju NZE, Toyota Terus Kembangkan Teknologi Multi-Pathway untuk Kendaraan Ramah Lingkungan
Langkah selanjutnya yang ditempuh adalah bakal menjual bisnis pabrik mobil itu ke lembaga penelitian yang dikelola negara. Kerugian satu kali sekitar 100 miliar yen atau sekira 686 juta dolar Amerika Serikat (AS) dipreksi akan terjadi.
Dan secara keseluruhan, perkiraan pendapatan setahun penuh Nissan diperkirakan tidak berubah meskipun mengalami kerugian akibat penjualan itu.
Keputusan goodbye Nissan terjadi setelah salah satu rekan sesama asal Jepang sekaligus kompetitornya di lapangan, Toyota Motor Corporation angkat kaki bulan lalu.
Sesudah Nissan, Mazda Motor Corporation juga sedang dalam pembicaraan dengan mitra lokal untuk mengakhiri produksi di Rusia.
Sebagai catatan, Nissan telah memproduksi kendaraan sport dan mobil lainnya di pabriknya, di Saint Petersburg, sama dengan kota lokasi pabrik Toyota. Kapasitas produksi sekitar 45.000 unit pada 2021.
Karyawan di pabrik Nissan di Saint Petersburg dijamin satu tahun kerja di pemilik baru Central Research and Development Automobile and Engine Institute.