Toyota Sudah Produksi Mesin Berbasis Etanol di Indonesia

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 12 Oktober 2022 | 05:05 WIB
Toyota Sudah Produksi Mesin Berbasis Etanol di Indonesia
Toyota sudah memproduksi mesin etanol di Indonesia. Siap jika diminta memproduksi mobil etanol di Tanah Air. Foto: Logo Toyota. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menyebut pihaknya sudah memproduksi mesin berbasis etanol di Indonesia sebagai bentuk komitmen atas Net Zero Emission (NZE) atau netralitas karbon yang dicanangkan pemerintah tercapai pada 2060.

Direktur Hubungan Eksternal TMMIN Bob Azam juga mengatakan Toyota siap memproduksi mobil etanol di Indonesia jika diminta oleh pemerintah.

"Kami sudah memproduksi mesin berbasis etanol di Indonesia, yang sudah diekspor. Kami punya teknologinya," kata Bob pada seminar Transisi Energi Baru Terbarukan Menuju Net Zero Emission (NZE) dan Tantangannya di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya, Selasa (11/10/2022).

Di Indonesia sendiri pemerintah sudah memiliki program bahan bakar nabati, yakni biodiesel yang merupakan campuran BBM dengan minyak sawit mentah.

Baca Juga: Peran Strategis Transisi Energi Menuju Netralitas Karbon

Toyota sebagai pemain otomotif global telah memiliki beragam teknologi ramah lingkungan yang mampu disesuaikan dengan campuran energi sesuai kebijakan negara, termasuk kendaraan hybrid, kendaraan listrik (BEV), hingga kendaraan hidrogen. Toyota menyebut sebagai teknologi mutli-pathway.

"Kendaraan hybrid misalnya, efisiensinya bisa memangkas konsumsi BBM hingga 50 persen," katanya.

Toyota sendiri, lanjutnya, sudah memiliki visi pada 2030 semua kendaraan yang diproduksinya berbasis elektrik.

Pada kesempatan yang sama Wakil Presdir TMMIN Nandi Julyanto mengatakan pihaknya tidak hanya fokus di hilir dalam menghasilkan kendaraan rendah emisi, namun juga pada proses manufaktur hingga penggunaan pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan.

Apalagi, menurut Rektor ITS dalam sambutannya menyebutkan saat ini hampir 60-70 persen pembangkit listrik masih berbasis batu bara, sehingga peran transisi energi terbarukan menuju netralitas karbon sangat penting. [Antara]

Baca Juga: Meluncur November, Harga Innova Hybrid Disebut Masih Rp 400 Jutaan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI