Suara.com - Mobil transmisi otomatis atau mobil matik sekarang ini semakin digemari masyarakat Indonesia. Terutama mereka yang berdomisili di kota-kota besar.
Alasannya karena lebih nyaman saat harus berkutat dengan kemacetan, tidak perlu lagi menginjak kopling seperti pada mobil manual. Pengemudi tinggal masukkan gigi ke posisi D (Drive) lalu injak pedal gas.
Soal perawatan, mobil matik ini berbeda dibandingkan mobil manual. Cara merawat mobil matik biar awet bisa dimulai dari memahami cara kerja transmisi itu sendiri.
Paling tidak ketahui fungsi dari setiap posisi gigi di tuas transmisi. Tuas transmisi otomatis biasanya dilengkapi beberapa huruf, meliputi P, R, N, D, 3, 2, L dan S.
Baca Juga: Rawat Mobil Transmisi Otomatis, Jangan Lupa Flushing Oli Matik
Kenali pula tanda-tanda jika transmisi matik di mobil mulai bermasalah. Mendeteksi gejala kerusakan pada mobil transmisi matik memang lebih rumit dibandingkan transmisi manual. Oleh karena itu, disarankan bagi para pemilik mobil matik untuk lebih memberikan perhatian ekstra dalam merawat mobilnya agar tak cepat rusak.
Tapi bukan berarti tidak ada tanda-tanda yang bisa mendeteksi apakah transmisi matik sedang bermasalah.
Berikut ini penyakit khas mobil matik yang harus diwaspadai paling tidak agar bisa dilakukan perbaikan sesegera mungkin sebelum semakin parah, seperti keterangan Pertamina Lubricants:
- Pertama adalah timbulnya sentakan kasar atau bunyi ketika mobil melakukan perpindahan gigi. Atau saat melakukan perpindahan tuas timbul suara kasar pada transmisi.
- Misalnya tiba-tiba saat ingin memindahkan tuas dari P ke D tiba-tiba muncul suara dan getaran, atau bahkan saat tuas transmisi dipindah dari N ke D, atau N ke R. Dengan begitu pengemudi harus waspada terutama jika timbulnya suara ini secara terus-menerus.
- Adanya kebocoran dari cairan transmisi yang bisa dideteksi ketika mobil berada di garasi. Oli transmisi pada mobil matik sangat vital karena mobil tak bisa bekerja dengan sempurna jika volumenya berkurang. Volume oli transmisi harus pas agar bisa berfungsi dengan baik, jadi sedikit saja kebocoran transmisi pada mobil matik bisa menimbulkan masalah yang cukup serius.
- Berikutnya adalah timbulnya gejala saat mesin mobil masih dingin transmisi tidak berfungsi atau mobil tidak mau jalan. Sementara ketika mesin panas, mobil baru berjalan normal. Penyakit seperti ini sering terjadi pada tahapan lanjut.
Oleh karena itu bagi pengguna mobil matik, diharapkan selalu rutin melakukan pengecekan terhadap transmisi, terutama mengganti oli transmisi sesuai dengan anjuran pabrikan mobil. Jika sudah mulai ada tanda-tanda seperti di atas, sebaiknya langsung membawa mobil ke bengkel agar cepat teratasi.
Baca Juga: Sebelum Turun di AXCR 2022, Rifat Sungkar Bakal Berlaga di APRC Danau Toba Rally