Suara.com - Saat ini Indonesia masih menjadi negara paling maju dalam menerapkan pencampuran Bahan Bakar Nabati atau BBN jenis biodiesel. Dengan rencana implementasi B40, Indonesia menjadi yang terdepan dalam pemanfaatan BBN jenis biodiesel.
Dikutip dari kantor berita Antara, selain mendukung kontribusi energi terbarukan pada bauran energi nasional, implementasi B40 akan berdampak positif dalam beberapa hal. Sepertj penghematan devisa akibat menurunnya impor minyak solar, peningkatan nilai tambah CPO, membuka lapangan pekerjaan, serta menurunkan emisi gas rumah kaca.
Untuk program B30 pada 2022, ditargetkan dapat disalurkan biodiesel lebih dari 10 juta kiloliter, yang dapat menghemat devisa sebesar 7,82 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Juga penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26,95 juta ton CO2e serta membuka lapangan kerja bagi lebih dari 1,2 juta orang, baik pekerja on farm maupun off farm.
Dalam rencana implementasi, BBN diuji secara road test yang dilaksanakan Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi Lemigas. Pelaksanaannya melibatkan Balai Besar Survei dan Pengujian Kementerian EBTKE serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui pendanaan Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Untuk bahan bakar B0 dan HVO disediakan PT Pertamina Grup (PT Kilang Pertamina Internasional) dan B100 oleh Aprobi.
![Truk Mitsubishi Log Colt Diesel dipamerkan selama pameran otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Tangerang, Banten, Senin (15/11/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/15/75654-giias-2021-mitsubishi-log-colt-diesel.jpg)
"Kami secara rutin melakukan monitoring dan evaluasi untuk menghimpun saran dan masukan atas progres dan hasil sementara terhadap pengujian yang telah dilakukan," papar Edi Wibowo, Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM.
Kementerian ESDM menargetkan uji jalan (road test) pencampuran BBN ke dalam bahan bakar minyak (BBM) jenis solar sebesar 40 persen (B40).
"Road test B40 ditargetkan selesai pada Desember 2022, uji jalan ini untuk menghasilkan rekomendasi teknis kebijakan implementasi B40," jelas Edi Wibowo dalam sambutannya mewakili Dirjen EBTKE Dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi I Road Test B40, dikutip dari laman Kementerian ESDM di Jakarta, Senin (26/9/2022).
Baca Juga: New Honda Vario 125 Versi Penyegaran: Makin Sporty, Banderol Mulai Rp 22 Jutaan
Uji jalan B40 yang dilakukan setelah sukses dengan pencampuran B30 itu terbagi menjadi dua tahap pengujian jenis campuran bahan bakar. Yaitu B30D10 dengan formula campuran 30 persen biodiesel (B100) ditambah 10 persen diesel nabati/diesel biohidrokarbon/HVO (D100) ditambah 60 persen BBM solar (B0) dan B40 dengan formula campuran 40 persen bodiesel (B100) ditambah 60 persen solar (B0).