Suara.com - Trade, Industry, and Investment Ministerial Meeting (TIIMM) dalam rangkaian agenda Presidensi G20 Indonesia berlangsung di Bali pekan lalu.
Dikutip kantor berita Antara dari rilis resmi Menteri Perindustrian RI pada Minggu (25/9/2022), dalam TIIMM Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mendampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Minister of Trade, Industry and Competition Afrika Selatan Ebrahim Patel.
Dalam pertemuan itu, Indonesia menyampaikan bahwa transisi energi menuju kondisi rendah karbon adalah aspek penting. Tujuannya untuk mencapai ketahanan iklim yang mendukung lingkungan hidup dan penciptaan lapangan pekerjaan.
Indonesia dan Afrika Selatan sama-sama kaya akan produk mineral dan logam mulia.
"Kami mencoba untuk secara moderat menerapkan kontrol terhadap ekspor, terutama ekspor bahan baku, dengan harapan dapat mendorong hilirisasi produk mineral tersebut menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi," jelas Menperin.
Melalui kebijakan hilirisasi nikel misalnya, telah berhasil mendorong tumbuhnya smelter berbasis nikel, yang menghasilkan produk NPI/FeNi sehingga meningkatkan kapasitas dalam pengembangan industri stainless steel.
"Enam tahun lalu, ekspor Indonesia dari nikel hanya 1,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan, di 2021 sudah mencapai 20,9 miliar dolar AS. Lompatan nilai tambahnya hingga 19 kali," jelas Menperin.
Afrika Selatan sendiri memiliki kerja sama Just Energy Transition Partnership dengan Prancis, Jerman, Britania Raya, dan Amerika Serikat. Pengalaman ini bisa dipelajari dan best practice bagi Indonesia dalam menemukan model yang sesuai untuk menangani isu perubahan iklim di Indonesia.
Untuk itu, dalam kesempatan TIIMM di Bali Indonesia dan Afrika Selatan menjajaki Preferential Trade Agreements (PTA) guna memperkuat manufaktur kedua negara.
Baca Juga: Grup Astra Pamerkan Kendaraan Listrik dan Sarana Pengisian Baterai Inovatif di TII G20 Exposition
"Dapat dikatakan bahwa saat ini kedua negara sedang menjajaki PTA yang bertujuan untuk membuka peluang pasar. PTA merupakan upaya penguatan industri manufaktur kedua negara, khususnya di sektor peralatan militer, produk makanan olahan, dan pertanian," jelas Agus Gumiwang Kartasasmita.
"Pertemuan ini dalam rangka menjajaki peluang yang dapat dikerjasamakan secara konkret antara kedua negara, khususnya di bidang-bidang yang menjadi perhatian dan potensi bersama," papar Ebrahim Patel.
Selain kerja sama energi dan pertambangan, juga disinggung potensi kerja sama halal dan industri otomotif beserta komponennya.
Dalam pertemuan di sela acara TIIMM ini kedua pihak sepakat untuk berbagi pengalaman dan menciptakan peluang kerja sama serta melanjutkan komunikasi secara reguler. Dilakukan juga work with local industry agar tercipta nilai investasi yang seimbang.
Investasi Afrika Selatan di Indonesia selama 2021 sebesar 1,46 juta dolar AS dengan total 14 proyek. Sementara itu, total perdagangan nonmigas Indonesia dengan Afrika Selatan pada 2021 mencapai 2,8 miliar dolar AS atau meningkat 122 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 1,3 miliar dolar AS.