Suara.com - Melambungnya harga Lithium dunia diperkirakan bakal turut memberikan efek terhadap penjualan kendaraan listrik. Yaitu munculnya kekhawatiran bahwa harga kendaraan listrik ikut melonjak, jadi semakin mahal.
Tercatat harga Lithium karbonat mencapai rekor tertinggi, yakni 71.315 dolar Amerika Serikat (AS) per ton di China. Kenaikan harga material utama baterai kendaraan listrik ini terjadi karena permintaan yang semakin kuat.
Asosiasi Mobil Penumpang China memperkirakan kenaikan penjualan kendaraan listrik bisa mencapai 6 juta unit pada akhir 2022 di tengah transisi menuju kendaraan listrik. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat lebih dibandingkan 2021.
"Produksi dan penjualan EV tetap stabil dalam beberapa bulan terakhir. Ini bisa menyebabkan kebutuhan baterai tetap tinggi sehingga bahan baku Lithium berkurang," tulis sebuah perusahaan riset, Rystad Energy, dikutip dari Autoblog.
Mengantisipasi masalah ini, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China mengadakan pertemuan untuk menjaga harga Lithium tetap stabil.
Produsen tidak boleh berkolusi dalam penetapan harga. Pemerintah Negeri Tirai Bambu juga mengambil langkah-langkah untuk mendorong eksplorasi dan mempromosikan daur ulang baterai kendaraan listrik.
Sebagai informasi, Lithium menjadi salah satu material penting yang digunakan untuk baterai kendaraan listrik. Sementara China sendiri saat ini menjadi negara dengan populasi kendaraan listrik paling banyak di dunia.
Baca Juga: Grup Astra Pamerkan Kendaraan Listrik dan Sarana Pengisian Baterai Inovatif di TII G20 Exposition