Suara.com - Salah satu faktor penyebab harga mobil listrik masih tinggi hingga sekarang adalah biaya produksi baterai. Sebuah Electric Vehicle atau EV beroperasi menggunakan baterai Lithium-ion. Harganya jauh lebih mahal secara material dan biaya pembuatan dibandingkan baterai kendaraan hybrid maupun baterai atau aki mobil mesin bakar alias Internal Combustion Engine (ICE).
Dikutip kantor berita Antara dari Finance Buzz, meski biaya baterai Lithium telah turun drastis selama 12 tahun terakhir sejak Nissan LEAF dan Chevrolet Volt diperkenalkan, namun, harganya masih relatif mahal dibandingkan baterai lain.
Dian Asmahani, Brand & Marketing Director Wuling Motors menyatakan bahwa keberadaan mobil listrik tidak lepas dari segala ekosistem pendukung. Transisi elektrifikasi juga membutuhkan peran semua pihak, termasuk pabrikan, industri, pemerintah, hingga masyarakat sebagai konsumen.
"Kalau bicara soal mobil listrik, Indonesia sekarang sedang di masa transisi dan pemerintah juga mempercepat elektrifikasi. Kami harus melihat pula respons market seperti apa, dan harus bicarakan semuanya. Tidak cuma produk saja, tapi juga layanan, ekosistem, jaringan, konsumen, dan kebiasaan berkendara yang harus dipertimbangkan," papar Dian Asmahani.
Baca Juga: Korlantas Gladi Rekayasa KTT G20 di Bali, Berikut Daftar Lokasi dan Jalur Perlintasan
Berdasarkan data Gaikindo, mobil segmen Sport Utility Vehicle (SUV) dan mobil keluarga atau Multi-Purpose Vehicle (MPV) masih merajai pasar otomotif Nasional. Utamanya mobil dengan harga di bawah Rp 300 juta.
Kemudian disusul dengan peningkatan minat dan penjualan kendaraan listrik. Termasuk di dalamnya adalah Wuling Air ev.
"Semoga ke depannya bisa (memproduksi EV dengan model yang lebih besar dan harga miring). Kami arahnya juga ingin ke sana. Semakin banyak teknologi yang diadopsi, mendapat sambutan bagus, dan market tumbuh, harga dasar teknologi pasti akan mengikuti," jelas Danang Wiratmoko, Product Planning Wuling Motors di Jakarta, Rabu (21/9/2022).
"Untuk tahun ini, kami fokus penjualan Wuling Air ev. Perkembangan market berubah-ubah dan dinamis. Kami lihat seiring dengan perkembangan industri," lanjutnya.
Wuling Air ev secara spesifikasi memiliki dua varian model. Air ev Standard Range menawarkan jarak tempuh hingga 200 km, kapasitas baterai 14,3 kWH dengan waktu pengisian daya 8,5 jam dengan daya 2.0 kW. Sementara Air ev Long Range mencapai 300 km, kapasitas baterai 26,7 kWH dengan durasi pengisian daya 4 jam dengan daya 6,6 kW.
Dan banderol Wuling Air ev adalah Rp 238 juta (varian Standard Range) dan Rp295 juta (varian Long Range) untuk on-the-road Jakarta.