Suara.com - Pekan lalu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan jelajah bermotor istimewa. Yaitu menyusur beberapa kawasan di Bumi Parahyangan menggunakan sepeda motor listrik bersama komunitas pengguna kendaraan roda dua bertenaga non-BBM atau non-Bahan Bakar Minyak.
Dikutip dari kantor berita Antara, Pak Gubernur yang akrab disapa Kang Emil menuju kawasan wisata Ciwidey, Kabupaten Bandung.
Diteruskan melintasi rute Glamping Legok Kondang-Jembatan Rengganis Suspension Bridge, Ciwidey, lantas menghadiri Temu Pemimpin untuk Aspirasi Masyarakat bertema "Wisata Asyik Memakai Kendaraan Listrik" di Jembatan Rengganis Situ Patenggang.
Ridwan Kamil menceritakan pengalamannya berkendara sepeda motor listrik. Motor non-BBM ini nyaman dan aman digunakan untuk berwisata. Oleh karena itu, menggunakan kendaraan listrik saat ini dan pada masa mendatang merupakan keniscayaan.
Baca Juga: Yamaha dan Honda Buka-Bukaan Terkait Rencana Sepeda Motor Listrik
Saat ini dunia memang sedang mengalami disrupsi yang dipicu pandemi COVID-19, melesatnya teknologi digital serta pemanasan global, lalu krisis energi fosil akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Guna merespons disrupsi itu, masyarakat di seluruh dunia harus mulai mengurangi karbon yang menjadi ancaman nyata polusi dan perubahan iklim dunia.
Salah satu caranya, mengganti kendaraan berbahan bakar minyak dengan kendaraan listrik.
“Ini hanya menunggu waktu,” ungkap Ridwan Kamil.
Sebagai Ketua Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET), ia memaparkan bahwa Indonesia memiliki semua sumber energi terbarukan dan paling lengkap di dunia. Mulai air, angin, sinar Matahari, hingga panas Bumi.
Baca Juga: Ada Ceruk Pasar Menarik, PT AHM Siap Kenalkan Sepeda Motor Listrik Seperti Roadmap Global Honda?
Apabila semua potensi energi terbarukan ini dikelola secara optimal, Indonesia bakal menjadi salah satu negara dengan produksi energi baru terbarukan terbesar di dunia.
Pemerintah Provinsi Jabar bersama University of Nottingham sudah menandatangani kesepakatan atau letter of intent (LoI) tentang kerja sama penurunan emisi di bidang transportasi lewat konversi ke kendaraan listrik dan penggunaan energi baru terbarukan (EBT).
Penggunaan energi terbarukan itu bakal didukung warga Jabar karena EBT memiliki banyak keunggulan dibandingkan energi fosil yang tidak ramah lingkungan dan mahal.
Dukungan ini menjadi bukti kesiapan warga Jabar dalam menyongsong transportasi masa depan yang ramah lingkungan.