Suara.com - Selama dua tahun terakhir, tren pasar terhadap kebutuhan baterai kendaraan listrik global mengalami peningkatan. Pada 2035, kebutuhan baterai kendaraan listrik dunia diproyeksikan mencapai 5.300 GWh yang didominasi oleh kebutuhan kendaraan listrik terkhusus roda empat.
Sementara di Indonesia pada tahun yang sama, permintaan baterai kendaraan listrik diprediksi mencapai 59 GWh dan didominasi dari sektor transportasi.
Dikutip dari kantor berita Antara, Indonesia Battery Corporation atau IBC merupakan entitas bisnis yang dibentuk oleh sejumlah BUMN energi.
Kini, IBC telah menyusun peta jalan dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia mulai dari pembuatan prototipe baterai untuk motor listrik, konsep energy storage system, penyiapan fasilitas pengolahan nikel dan bahan baku baterai, ekspansi kapasitas produksi, hingga penguasaan teknologi baterai yang akan dicapai pada 2030.
Baca Juga: Mau Bawa Pulang Kendaraan Listrik dan Fasih Berbahasa Asing? Siapkan Modal Rp 1 Juta
Perusahaan pertambangan MIND ID berkomitmen mewujudkan upaya pemerintah untuk menciptakan ekosistem energi baru terbarukan melalui kerja sama dan sinergi antar BUMN dalam program pengembangan kendaraan listrik dan baterai terintegrasi.
Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID Danny Amrul Ichdan di Jakarta, Selasa (20/9/2022) mengatakan IBC menjadi salah satu pilar penting untuk mewujudkan energi bersih pada sektor baterai kendaraan listrik.
"Selain itu juga memperkuat kemandirian kita, artinya mampu mengurangi ketergantungan terhadap impor dan mampu mengurangi emisi karbon serta subsidi dari bahan bakar," tambah Danny Amrul Ichdan.
Ia menyebutkan seluruh kebutuhan bahan baku untuk komponen baterai kendaraan listrik, seperti graphite, lithium hydroxide, cobalt sulphate, dan mangan sulphate masih sangat didominasi dari impor.
Menurutnya, pemerintah perlu memastikan pasokan bahan baku nikel sebagai salah satu bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik dan 80 persen disediakan oleh PT Antam TBk.
"Dengan kondisi ini IBC ditargetkan bisa menjadi market leader di Asia Tenggara sebagai penyedia baterai kendaraan listrik," tukas Danny Amrul Ichdan.
Saat ini, pengembangan industri baterai kendaraan listrik di Indonesia telah terdaftar sebagai proyek strategis nasional. Dalam upaya mempercepat realisasi itu, maka diperlukan konsorsium dengan LG Energy Solution (LGES) dan dengan Ningbo Contemporary Brunp Lygend (CBL).
Area penelitian dan pengembangan terus dilakukan dalam rangka mewujudkan penguasaan teknologi baterai kendaraan listrik. IBC menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta beberapa Lembaga Pendidikan Tinggi dan Universitas, seperti ITB, UI, UNS, dan National Battery Research Institute.