Suara.com - Pemerintah Indonesia telah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dan non-subsidi mulai 3 September 2022.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilik bahwa hal ini tidak akan terlalu berdampak terhadap industri otomotif.
Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara percaya kondisi ini tak akan menurunkan penjualan mobil nasional pada 2022. Bahkan target Gaikindo tidak berubah masih di angka 900 ribu unit sampai akhir tahun.
Baca Juga: Dari GIIAS The Series Surabaya 2022: Kenaikan Harga BBM Jadi Momentum Beralih ke Kendaraan Listrik
"Dari sejarah dan kronologi seperti ini, kami harapkan kenaikan BBM tidak berpengaruh pada penjualan kendaraan bermotor. Karena kenaikan ekonomi kita tahun ini diperkirakan di atas 5 persen," ujar Kukuh dalam diskusi Ngobrol Virtual Santai bersama Forwot, Kamis (15/9/2022).
Lebih lanjut, Kukuh menyampaikan, berdasarkan rekam jejak, selama pertumbuhan ekonomi Indonesia bagus, kenaikan harga BBM subsidi tidak berdampak pada pasar mobil.
Selain itu, outstanding atau "utang" pengiriman unit pesanan konsumen sampai saat ini masih tinggi. Ada inden dalam hitungan bulan yang dialami berbagai merek roda empat.
Senada dengan Kukuh, Sekretaris Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Hari Budianto menyatakan masih optimis pasar sepeda motor tetap stabil walaupun ada penyesuaian harga BBM.
"Di kami itu ada "angka ajaib". Kalau pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, (penjualan motor) pasti tumbuh," ungkap Hari Budianto.
Baca Juga: Pasar MPV Tetap Menjanjikan, Hyundai Jagokan Stargazer di GIIAS The Series Surabaya 2022