Suara.com - Tesla menyatakan melakukan pemangkasan biaya produksi hampir 60 persen. Penyebabnya adalah rantai pasokan, inflasi, dan harga bahan baku tinggi.
Dalam sebuah konferensi teknologi Goldman Sachs yang diadakan di San Francisco, Amerika Serikat, Martin Viecha, pimpinan investor dan relasi Tesla berbicara tentang rencana masa depan perusahaan dalam lima tahun ke depan.
"Arsitektur mobil listrik (EV) sangat berbeda dibandingkan mobil bermesin motor bakar (Internal Combustion Engine), memungkinkan bakal terjadi revolusi ketiga dalam industri otomotif," jelas Martin Viecha, dikutip dari Autoevolution.
Baca Juga: New Audi Q5 Dipajang di BCA Expo Hybrid 2022, Tersedia Layanan Pembiayaan Menarik Bagi Peminatnya
Dengan cara melakukan optimalisasi dalam proses perakitan maka Tesla diharapkan bisa memangkas biaya produksi per kendaraan dari 84.000 dolar Amerika Serikat (AS) pada 2017 berkurang menjadi 36.000 dolar AS pada kuartal terakhir.
"Hampir dari semua lini penghematan biaya tidak ada yang menyangkut penurunan harga baterai," ungkap Viecha.
Selain itu, Tesla dikatakan akan memanfaatkan teknik produksi baru dan desain pabrik baru untuk mengoptimalkan hasil akhir. Serta memangkas waktu yang dibutuhkan untuk membuat mobil.
"Kami telah melihat Tesla mengadopsi penggunaan casting di Tesla Model Y. Hal ini membuka peluang besar dalam mengurangi jumlah komponen mobil," jelas Viecha.
Penghematan produksi bisa menjadi lebih penting saat Tesla Gigafactory baru bermunculan. Martin Viecha memperkirakan bahwa biaya produksi akan turun jauh di bawah angka 36.000 dolar AS bila pabrik Tesla itu diperbanyak jumlahnya.
Baca Juga: Bedah Suspensi Spectre, Mobil Listrik Perdana Rolls-Royce Motor Cars