Menurutnya, dari TBBM jumlah BBM yang akan disalurkan ke kendaraan pengangkut (truk tangki) akan dilakukan secara otomatis sesuai jumlah yang dimasukkan lewat sistem.
Semua data ini terpantau lewat PIEDCC. Selanjutnya, saat diangkut truk tangki menuju SPBU, juga dimonitor secara sistematis.
Nicke Widyawati menjelaskan ada potensi penyusutan jumlah BBM yang dibawa oleh truk tangki karena BBM secara nature (sifatnya) bisa mengalami penguapan selama di dalam perjalanan.
"Angka penyusutan tersebut ada batas kewajarannya dan jumlah BBM yang diangkut selalu terpantau oleh sistem di PIEDCC," tandasnya.
Pengawasan tidak hanya di darat, namun di laut saat pengangkutan BBM menggunakan kapal. Saat ini, Pertamina memiliki sekitar 258 kapal yang beroperasi dan semuanya terdata dengan baik dan terpantau secara langsung lewat PIEDCC.
"Kalau orang bilang ada yang kencing di laut (istilah pengeluaran BBM bukan di lokasi seharusnya) berarti jika ada kecepatan kapalnya nol atau berhenti. Namun kapal di tengah laut, bisa langsung tersambung ke sistem dan ada CCTV di dalam, jadi kami bisa lihat apa yang sedang dilakukan," pungkasnya.