Kendaraan Listrik Bisa Menghemat Subsidi BBM, Sekjen DEN Sebutkan BEV Jadi Salah Satu Pilihan

Kamis, 25 Agustus 2022 | 21:25 WIB
Kendaraan Listrik Bisa Menghemat Subsidi BBM, Sekjen DEN Sebutkan BEV Jadi Salah Satu Pilihan
Motor listrik yang dipamerkan di GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022. Sebagai ilustrasi [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada Kamis (25/8/2022), Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto berkunjung ke pabrik United E-Motor di Kawasan Industri Branta Mulia, Citeureup, Bogor. Dalam kesempatan ini, dipaparkan tentang kehadiran kendaraan listrik berbasis baterai atau BEV (Battery Electric Vehicle). Antara lain motor listrik.

Dikutip dari kantor berita Antara, Djoko Siswanto menyatakan bahwa kendaraan listrik mampu menghemat subsidi Bahan Bakar Minyak atau BBM sekitar 0,6 triliun per tahun.

"Tapi kita tahu bahwa sekarang BBM naik harganya di internasional, angkanya bisa mencapai subsidi Rp 500 triliun, ini data 2020 sebelum harga BBM naik," paparnya.

Baca Juga: Tertarik Gunakan Bus Listrik, 6 Perusahaan Ini Gandeng MAB di PEVS 2022

Nah, kehadiran kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) menjadi salah satu solusi untuk mengurangi impor bensin.

"Kebijakan untuk energi nasional yaitu mengurangi impor bensin yang sekarang sudah mencapai 40-50 persen. Salah satunya dengan penggunaan kendaraan listrik, khususnya motor listrik," jelas Djoko Siswanto.

Kendaraan listrik juga dapat membantu menekan dan menghemat subsidi BBM dalam negeri. Apalagi mengingat pemerintah tengah kesulitan terkait subsidi energi yang dinaikkan menjadi Rp 502 triliun.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto (tengah, baju biru) saat kunjungan ke pabrik United E-Motor di Kawasan Industri Branta Mulia, Citeureup, Bogor, Kamis (25/08/2022) [ANTARA/Rizka Khaerunnisa]
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto (tengah, baju biru) saat kunjungan ke pabrik United E-Motor di Kawasan Industri Branta Mulia, Citeureup, Bogor, Kamis (25/08/2022) [ANTARA/Rizka Khaerunnisa]

Produk-produk transportasi terelektrifikasi mampu menjadi solusi atas permasalahan harga bensin di pasaran yang membebani keuangan negara. Juga menjadi kesulitan bagi Pertamina yang mengimpor bensin dan menjualnya dengan harga yang lebih murah.

Ditambahkannya, pemerintah sebetulnya memiliki target untuk tidak impor bensin lagi pada 2027, namun kemungkinan target mundur hingga 2030 karena hambatan pandemi COVID-19.

Baca Juga: Bertandang ke PEVS 2022, Uya Kuya dan Imam Darto Berikan Dukungan

Pemerintah memasang target produksi motor listrik sebanyak 2,1 juta unit pada 2025 serta kendaraan listrik (motor dan mobil) sebanyak 15 juta pada 2030.

Dengan kehadiran kendaraan listrik maka di 2025-2030 bakal terjadi pengurangan sekitar 300 ribu barel bensin per hari.

Dan bagi warga pengguna kendaraan listrik bisa melakukan penghematan biaya bahan bakar sekitar Rp 100.000 per bulan untuk motor listrik dan Rp 320.000 per bulan untuk mobil listrik.

Untuk itu, Djoko Siswanto juga mengingatkan agar pihak terkait dapat mempercepat dan memperbanyak produksi motor listrik Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI