KTB Masih Tunggu Lampu Hijau Untuk Ekspor Kendaraan Niaga Fuso

Sabtu, 20 Agustus 2022 | 15:54 WIB
KTB Masih Tunggu Lampu Hijau Untuk Ekspor Kendaraan Niaga Fuso
Truk listrik Fuso eCanter dipajang di GIIAS 2022 pada Kamis (11/8/2022).[Suara.com/Liberty Jemadu]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), agen pemegang merek mobil niaga Fuso di Indonesia, mengungkapkan masih menunggu arahan dari prinsipal terkait rencana ekspor ke sejumlah negara.

Marketing Director PT KTB, Duljatmono mengatakan kebijakan ekspor tidak bisa lepas dari prinsipal atau kantor pusat pabrikan di Jepang, yakni Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC).

"Kami memang sudah mempunyai rencana (ekspor) ke depan. Tapi rencana ini kita masih kembangkan artinya kalau ekspor kita tidak bisa lepas dari prinsipal kita MFTBC," ujar Duljatmono, di arena GIIAS 2022, ICE BSD, Kabupaten Tangerang.

Lebih lanjut, Ia menegaskan, urusan ekspor merupakan global market strategy. Jadi perlu berkordinasi untuk dapat mengembangkan potensi ekspor yang menjadi market.

Baca Juga: Agar Harga Jual Mobkas Tetap Tinggi, Ini Tips Inspeksi Kendaraan yang Bisa Dilakukan Sendiri

"Tentu akan berkoridinasi dengan MFTBC sehingga kita bisa berkontribusi pada bangsa," jelas Duljatmono.

KTB sebagai distributor resmi kendaraan niaga dari MFTBC sukses melakukan pencapaian peningkatan pangsa pasar di Indonesia hingga lebih dari 42 persen sepanjang semester 1 di tahun 2022.

Pencapain ini tidak lepas dari komitmen PT KTB untuk terus berinovasi hingga dapat menembus pasar ekspor ke sejumlah negara. KTB optimis penjualan kendaraan niaganya dapat terus tumbuh menguasai ceruk pasar Indonesia dan ekspor.

Berdasarkan data Gaikindo, Januari – Juli 2022, Mitsubishi Fuso telah berhasil mengalami kenaikan 26,1 persen, hingga menempatkan Mitsubishi Fuso sebagai urutan keenam penjualan ritel tertinggi dari total keseluruhan jenis penjualan kendaraan niaga dengan total kontribusi 3,8 persen.

"Kalau menyangkut lokalisasi dan juga ekspor memang kita fokusnya masih lokalisasi. Saat ini lokalisasi yang dilakukan Euro 4 dan sebenarnya sudah dari Euro 2. Lokalisasinya terus kita tambah secara bertahap," tutup Djatmono.

Baca Juga: 40 Tahun Eksistensi Hino di Indonesia, Awalnya Hanya Bantuan dari Jepang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI