Suara.com - Senior investigator Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengungkapkan bahwa kebanyakan kecelakaan bus dan truk terjadi akibat rendahnya budaya keselamatan (safety culture) di kalangan pengemudi.
Ahmad Wildan dalam diskusi tentang keselamatan berkendara di sela arena GIIAS 2022, di BSD, Tangerang Selatan, Banten mengatakan bahwa 90 persen kecelakaan bus dan bus disebabkan oleh rem blong.
"Kalau bapak tahu kasus rem blong pada bus dan truk itu lebih dari 90 persen (dari kasus kecelakaan armada dimaksud), dan penyebabnya itu bukan dari kendaraan tapi dari sang pengemudi penyebabnya," ungkap Ahmad Wildan seperti dilansir dari Antara.
Dia menjelaskan, safety culture atau budaya berkendara yang memperhatikan keselamatan ini merupakan hal yang penting dimiliki oleh para pengemudi truk dan bus. Kementerian terkait dan juga kepolisian sudah gencar memberikan edukasi kepada para supir truk dan bus.
Baca Juga: PT HPM Rayakan 10 Tahun Eksistensi Honda Brio, Berlangsung di GIIAS 2022
"Sebenarnya budaya keselamatan berkendara itu mereka harus memahami agar nantinya tidak asal mengemudi dan tidak asal bawa kendaraan, mereka juga harus paham risiko pengemudi (saat berkendara)," kata dia.
Selain kampanye dan edukasi dari pemerintah serta kepolisian, beberapa produsen mobil juga sering memberikan pelatihan kepada para sopir untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan berkendara.
Sebagian produsen kendaraan niaga juga menyediakan pusat pelatihan pengemudi yang dilengkapi dengan fasilitas pelatihan dasar berkendara, blind spot test area, inspection bay, stop & go, hingga driving simulator.