Dari Seminar GIIAS 2022: Industri Otomotif Paling Cepat Menangkap dan Adaptasi Perubahan, Siapkan Kendaraan Listrik

Senin, 15 Agustus 2022 | 16:06 WIB
Dari Seminar GIIAS 2022: Industri Otomotif Paling Cepat Menangkap dan Adaptasi Perubahan, Siapkan Kendaraan Listrik
Seminar otomotif "Kontribusi Sektor Otomotif dalam Upaya Penurunan Emisi CO2 di Indonesia" digelar GIIAS 2022 pada Senin (15/8/2022) [GIIAS 2022/Seven Events].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Industri otomotif adalah sektor yang paling cepat menangkap dan beradaptasi dengan perubahan. Bisa dibilang, industri ini memiliki inisiatif tersendiri agar adaptasi kepada kendaraan lebih ramah lingkungan bisa terjadi lebih cepat.

Inilah salah satu hasil dari seminar otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2022 yang bertajuk "Kontribusi Sektor Otomotif dalam Upaya Penurunan Emisi CO2 di Indonesia" digelar GIIAS 2022 pada Senin (15/8/2022) yang berlangsung hari ini, Senin (15/8/2022).

Seminar yang berlangsung di ruangan Nusantara, Indonesia Convention Exhibition atau ICE, BSD City, Tangerang, Banten tadi antara lain dihadiri Dr. Ir. Taufiek Bawazier, M. Si, Dirjen Industri Logam, Metal, Alat Transportasi dan Elektronik (ILMATE), Kementerian Perindustrian, Ketua Umum GAIKINDO, Yohannes Nangoi, serta Ketua III GAIKINDO yang sekaligus adalah Ketua Pelaksana GIIAS 2022, Rizwan Alamsjah. Juga Dr. Ir, Agus Purwadi, M.T.

Seminar GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS 2022) di gelaran ke-29, yang berlangsung Senin (15/8/2022). Tampak salah satu pembicara Dirjen ILMATE Taufiek Bawazier [GIIAS 2022/Seven Events].
Seminar GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS 2022) di gelaran ke-29, yang berlangsung Senin (15/8/2022). Tampak salah satu pembicara Dirjen ILMATE Taufiek Bawazier [GIIAS 2022/Seven Events].

Dr. Ir, Agus Purwadi, M.T, penanggap perwakilan dari institusi dan pendidikan yang membahas tentang kesiapan ekosistem dari sisi regulasi, energi, disposal dan aspek keamanan menyatakan bahwa kesiapan ekosistem kendaraan listrik menjadi kuncian bagaimana elektrifikasi otomotif di Indonesia lebih gampang diterima.

Baca Juga: Honda Mobilio Absen di GIIAS 2022, Ada Apakah Gerangan?

Menurutnya, elektrifikasi otomotif ini akan sangat terpengaruh dari kebijakan pemerintah.

Bukan hanya untuk penggunaan di kota-kota besar, melainkan seluruh Indonesia. Lantaran akan menentukan bagaimana masyarakat bisa menerima kendaraan tipe baterai ini dengan cepat atau tidak.

"Saya melihat bahwa industri yang paling cepat menangkap dan beradaptasi dengan perubahan adalah industri otomotif," paparnya.

"Kalau bisa dibilang, industrinya punya inisiatif tersendiri agar adaptasi ke kendaraan yang lebih ramah lingkungan itu lebih cepat," ungkap Agus Purwadi.

Baca Juga: Chery Buka Pemesanan Tiggo 7 dan 8 Pro di GIIAS 2022, Kapan Produknya Sendiri Diluncurkan?

Memang, kendaraan tidak ada yang benar-benar terbebas dari emisi gas buang. Namun dari sisi presentase yang ada, bisa dibilang energi yang digunakan adalah energi terbarukan.

"Tinggal bagaimana pemerintah memberikan regulasi yang tepat dan menguntungkan bukan hanya dari sisi industri, namun juga lebih jauh ke masyarakat," ungkap Agus Purwadi.

Era elektrifikasi otomotif nasional kini menjadi acuan besar industri gobal, terutama dalam hal alat angkutan atau transportasi, otomotif dan isu lingkungan.

Sementara menurut Taufik Bawazier, kondisi menyiapkan langkah-langkah ke arah ekosistem kendaraan listrik ini menjadi tantangan besar untuk elektrifikasi otomotif Indonesia.

Bahkan lebih luas lagi di level global yang saat ini industri kendaraan dengan pembakaran internal masih sangat dominan.

Di saat yang bersamaan tentu menjadi peluang besar bagi produsen komponen otomotif nasional. Mengingat masih banyak masih terlalu berfokus untuk komponen kendaraan ICE atau Internal Combustion Engine atau mesin pembakaran internal.

"Berdasarkan proyeksi internal Kemenperin, jumlah kendaraan ICE yang beredar pada 2030 sebanyak 25,8 juta unit dan menghasilkan emisi 92.2 juta ton CO2. Dalam rangka dukungan pengurangan emisi CO2, Kementerian Perindustrian mengeluarkan kebijakan pengembangan industri kendaraan bermotor emisi karbon rendah yang diatur dalam Permenperin No. 36 Tahun 2021," ucap Taufik Bawazier.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI