Suara.com - Produsen mobil melihat adanya tanda-tanda penurunan permintaan mobil baru di wilayah Eropa dan Amerika Utara akibat inflasi. Akibat inflasi banyak konsumen bakal memilih menabung alih-alih membeli mobil yang harganya semakin meroket.
"Pesanan mobil baru terus turun," kata Oliver Zipse, Kepala Eksekutif BMW, dikutip dari Autoblog pekan ini.
Saat ini pembuat mobil berusaha menjaga keuntungan dengan menaikkan harga. Tetapi tingginya inflasi di Amerika Utara dan Eropa tidak memungkinkan pembuat mobil untuk kembali menaikkan harga.
"Berat membeli mobil baru dengan harga yang semakin mahal. Di satu sisi ada batas kenaikan harga," ujar Carlos Tavares, Kepala Eksekutif Stellantis.
Baca Juga: Australia Hadapi Inflasi Terbesar dalam 30 Tahun, Pertumbuhan Ekonomi Dipastikan Melemah
Sementara itu berdasarkan data dari diler mobil online dan platform lelang, Cox Automotive terlihat ada penurunan permintaan sejak Maret 2022.
Direktur Cox Automotive, Philip Nothard mengatakan, pemesanan mobil baru menyusut karena inflasi.
"Konsumen saat ini sangat berhati-hati (membeli mobil baru)," katanya.
Sedangkan di Amerika Serikat (AS), Ford sedang mempertimbangkan strategi untuk mengembalikan diskon dan insentif yang dibatalkan tahun lalu di tengah kekhawatiran rantai pasokan.
"Itu strategi ke depan sebagai salah satu solusi permasalahan yang menimpa industri ototmotif," ungkap John Lawler, Chief Financial Officer Ford AS.
Baca Juga: Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Masih Di Atas Inflasi