Suara.com - Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Budi Prawara menyampaikan, saat ini pihaknya sedang melakukan riset pengembangan sistem otonom untuk kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia.
Harapanya, hasil riset yang dilakukan nantinya dapat diaplikasikan untuk berbagai keperluan karena dilengkapi denganteknologi sistem deteksi, artificial intelligence dan big data.
"Fokus pengembangan sistem otonom dan prototipe yang telah kami kembangkan adalah kendaraan single seater dan rencananya akan dikembangkan ke tipe kendaraan lebih besardengan kecepatan yang lebih tinggi atau fast and heavy vehicle, dan berkisar antara 9-20 penumpang," jelas Budi saat mengisi seminar ‘Siapkah Indonesia Beradaptasi dengan Kendaraan Listrik?’, di PEVS 2022, JIExpo Kemayoran.
Topik riset yang dilakukan BRIN berfokus pada sistem deteksi objek menggunakan LIDAR, Radar dan Kamera), Sistem Informasi dan Teknologi, C-V2X, Sensor kendaraan dan komputer, dan interaksi manusia dengan kendaraan serta teknologi pengenal suara.
Baca Juga: Intip Biaya Uji Tipe Kendaraan Listrik di Indonesia, Paling Murah Rp 4 Jutaan
Selain itu, BRIN juga melakukan riset untuk penguasaan teknologi kunci komponen kendaraan listrik, untuk pembuatan mobil listrik, charging station, baterai, dan sistem manajemen.
"Berbagai hasil uji coba riset yang dilakukan oleh dapat disimak melalui channel Youtube BRIN," ungkap Budi.
Seperti diketahui, teknologi otonom semakin mencuat ke permukaan setelah digunakan pada mobil listrik Tesla.
Kekinian, pemerintah Indonesia juga mulai melakukan uji coba bus listrik otonom asal Prancis untuk Ibu Kota Nusantara (IKN).
Bus ini menggunakan teknologi GPS dengan sensor LIDAR yang bisa mendeteksi kendaraan di sekelilingnya.
Baca Juga: Grab dan PLN Tambah Jumlah SPBKLU di Jawa- Bali
Kapasitas bus listrik otonom adalah 15 orang dengan rincian 11 penumpang duduk dan empat penumpang berdiri.