Lima Merek APM Berkolaborasi, Dorong Percepatan Pengembangan Teknologi Elektrifikasi Indonesia

Jum'at, 22 Juli 2022 | 13:58 WIB
Lima Merek APM Berkolaborasi, Dorong Percepatan Pengembangan Teknologi Elektrifikasi Indonesia
Mobil listrik untuk kawasan wisata Nusa Dua Bali, diresmikan Menperin bersama Toyota Indonesia dan Menparekraf serta tokoh Bali. Sebagai ilustrasi penggunakan kendaraan ramah lingkungan untuk kawasan wisata [Kemenperin via ANTARA].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lima Agen Pemegang Merek (APM) otomotif yang terdiri dari Mitsubishi Motors, Nissan, FUSO, Isuzu dan Toyota yang tergabung dalam EV Smart Mobility – Joint Project. Proyek ini mendorong pengembangan infrastruktur kendaraan elektrifikasi di Indonesia.

Langkah ini tidak hanya bertujuan mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mempercepat pengurangan emisi karbon, namun memperluas pengenalan ekosistem kendaraan elektrifikasi yang akan menjadi salah satu mobilitas massal di masa depan.

Hal ini diharapkan semakin mempercepat memberikan gambaran besar ekosistem elektrifikasi kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Toyota C +Pod, salah satu city car bertenaga listrik Toyota [PT TAM].
Toyota C +Pod, salah satu city car bertenaga listrik Toyota, sebagai ilustrasi [PT TAM].

Mengusung konsep Multi-Pathway, EV Smart Mobility – Joint Project, proyek ini akan membantu masyarakat untuk melihat dan merasakan langsung bagaimana ekosistem elektrifikasi bekerja melalui teknologi elektrifikasi BEV dan PHEV pada kendaraan penumpang dan komersil.

Baca Juga: PT Vale Sambut Ford Motor Company dalam Kerja Sama Pengadaan Material Baterai Mobil Listrik dari Indonesia

"Dibutuhkan kerja sama yang kuat dari beberapa pihak, termasuk distributor otomotif, penyedia infrastruktur pengisian listrik, serta pemerintah sebagai pembuat regulasi, dalam upaya mengurangi emisi karbon di Indonesia," papar Susumu Matsuda sebagai Secretariat Project EV Smart Mobility – Joint Project yang mewakili kelima APM, dalam keterangan tertulis sebagaimana diterima Suara.com.

Menurutnya, selain strategi mengembangkan dan mempopulerkan kendaraan ramah lingkungan kepada masyarakat, juga dibutuhkan dukungan pengembangan infrastruktur pengisian listrik yang terintegrasi.

"Dan kami mengapresiasi PLN yang telah mengambil langkah strategis untuk menciptakan infrastruktur pengisian listrik sebagai bagian dari upaya menghadirkan ekosistem elektrifikasi yang komplit kepada seluruh masyarakat Indonesia," lanjut Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor ini.

Dalam rangka percontohan, kelima APM sepakat memilih Bali sebagai lokasi proyek pertama berdasarkan keinginan untuk berkontribusi menyukseskan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20.

Baca Juga: DFSK Bekerja Sama dengan Kementerian Perhubungan, Angkut Penumpang Pakai Mobil Listrik Komersial

Kegiatan ini akan menjadi peluang besar bagi Pemerintah Indonesia dan industri otomotif nasional untuk menunjukkan komitmen dan keseriusannya dalam menerapkan kebijakan transisi energi hijau dan menyambut era mobilitas ramah lingkungan atau elektrifikasi kepada negara-negara yang tergabung dalam pertemuan G20.

Di EV Smart Mobility – Joint Project ini masing-masing APM akan menyediakan kendaraan listrik andalannya untuk membentuk line-up di sektor kendaraan penumpang dan komersial.

Line-up kendaraan elektrifikasi penumpang akan digunakan untuk mendukung mobilitas di kawasan Nusa Dua dan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali.

Penjelasan kendaraan listrik yang disediakan di kawasan The Nusa Dua, Bali. [Antara/istimewa/fik]
Penjelasan kendaraan listrik yang disediakan di kawasan The Nusa Dua, Bali. [Antara/istimewa/fik]

Sementara line-up komersial akan digunakan untuk mendukung logistik dan selanjutnya akan menjadi pertimbangan untuk berkolaborasi dengan bisnis lokal di wilayah Bali.

"Sudah saatnya popularisasi teknologi elektrifikasi di Indonesia dijalankan pada level yang lebih massif," tambah Matsuda-san.

Sebagaimana diketahui, untuk memenuhi komitmen penurunan emisi CO2 atau Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen pada 2030, Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai kebijakan, termasuk percepatan popularisasi kendaraan listrik dan mengembangkan industri tersebut.

Pengembangan ekosistem membutuhkan keterlibatan pemangku kepentingan termasuk industri otomotif, pemerintah, produsen baterai, dan konsumen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI