PT Vale Sambut Ford Motor Company dalam Kerja Sama Pengadaan Material Baterai Mobil Listrik dari Indonesia

Jum'at, 22 Juli 2022 | 07:01 WIB
PT Vale Sambut Ford Motor Company dalam Kerja Sama Pengadaan Material Baterai Mobil Listrik dari Indonesia
Ford Transit BEV (Battery Electric Vehicle) sebagai contoh salah satu produksi kendaraan kategori komersial dari Ford yang menggunakan tenaga listrik [Detroit Free Press].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Vale Indonesia Tbk, Zhejiang Huayou Cobalt Co, Ltd China, serta Ford Motor Company baru saja menandatangani nota kerja sama yang tidak mengikat. Tujuannya memproses bijih nikel yang ditambang PT Vale di Blok Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Dikutip dari rilis resmi PT Vale sebagaimana diterima Suara.com, kerja sama ini mengacu pada kerangka perjanjian yang telah disepakati antara PT Vale dan Huayou pada 27 April 2022, terkait pengembangan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Blok Pomalaa.

Total kapasitas produksi hingga mencapai 120.000 metrik ton kandungan nikel per tahun dalam bentuk mixed hydroxide precipitate.

Ford F-150 EV [Ford via ANTARA].
Ford F-150 EV, sebagai ilustrasi salah satu produk mobil listrik Ford [Ford Motor Company].

"Kami senang Ford turut dalam kemitraan untuk Proyek HPAL di Blok Pomalaa. Proyek ini semakin menegaskan jika keberadaan Indonesia dalam industri mobil listrik dunia begitu penting," papar Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur PT Vale.

Baca Juga: Hanya Pasarkan Produk Hybrid, Toyota Diam-Diam Fokus Garap Baterai Mobil Listrik

Ia menambahkan, hal ini ditopang dukungan masyarakat dan sumber daya alam yang tentunya berdampak pada pertumbuhan ekonomi dengan tetap mengedepankan praktik pertambangan berkelanjutan.

PT Vale juga mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintah Indonesia untuk proyek ini.

"Kami berharap dapat terus bersinergi dengan para pemangku kepentingan dalam menciptakan nilai dan peluang jangka panjang berkelanjutan terutama bagi masyarakat di mana perseroan beroperasi," ungkap Febriany Eddy.

"PT Vale memiliki rekam jejak operasi selama beberapa dekade di Indonesia dalam memproduksi nikel secara aman dan berkelanjutan," tambah Deshnee Naidoo, Wakil Presiden Eksekutif Base Metals Vale, Komisaris Utama PT Vale.

Harapannya PT Vale bisa bekerja sama dengan mitra lain yang sejalan. Yaitu mengedepankan aspek keberlanjutan pada generasi baru proyek pengembangan yang didesain untuk memberikan dampak minimal terhadap lingkungan serta bermanfaat bagi sosial ekonomi lokal dan nasional di masa depan.

Baca Juga: Tips Memperpanjang Usia Baterai Mobil Listrik

Modul baterai kendaraan listrik yang akan dikembangkan Ford dan SK Innovation melalui usaha patungan [Ford via ANTARA].
Modul baterai kendaraan listrik yang akan dikembangkan Ford dan SK Innovation melalui usaha patungan. Sebagai ilustrasi [Ford via ANTARA].

Sementara itu, Ford Motor Company, carmaker Amerika Serikat yang telah memproduksi beberapa model mobil listrik memberikan pandangan terhadap penandatanganan kerja sama tiga pihak bersama PT Vale dan Huayou.

"Kerja sama tiga pihak ini tentunya adalah cara yang kreatif untuk memastikan kebutuhan nikel Ford dan jutaan pelanggan kendaraan listrik Ford bisa terpenuhi," papar Lisa Drake, Wakil Presiden Ford Model e, EV Industrialization.

"Juga selaras dengan yang ingin dicapai Ford dalam setiap prosesnya, yakni senantiasa berkomitmen menjaga lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG, Environmental,Social, Governance) saat ini dan di masa depan," tambahnya.

Sedangkan pihak Huayou, sebagai salah satu penghasil material baterai Li-ion dunia terdepan menyatakan melakukan upaya-upaya yang konsisten dalam menjalankan keseluruhan cakupan industrinya. Yaitu pengelolaan Nikel dan Kobalt untuk menjadi material baterai katoda dengan emisi karbon sangat rendah.

"Kemitraan kami bersama Ford dan PT Vale ini tidak hanya akan menjamin suplai yang stabil dan berkelanjutan untuk pelanggan, juga akan membawa dampak positif pada perkembangan industri EV dan ekonomi Indonesia," George Q. Fang, Executive Vice Chairman, Huayou.

Penyelesaian pembangunan fasilitas HPAL dan mulai beroperasi ditargetkan terwujud pada 2025, yang tentunya bergantung pada negosiasi dan pelaksanaan kesepakatan
definitif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI