Hanya Pasarkan Produk Hybrid, Toyota Diam-Diam Fokus Garap Baterai Mobil Listrik

Selasa, 19 Juli 2022 | 16:32 WIB
Hanya Pasarkan Produk Hybrid, Toyota Diam-Diam Fokus Garap Baterai Mobil Listrik
Toyota Prius PHEV di GIIAS 2021, sebagai ilustrasi [Suara.com/CNR ukirsari].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Toyota Motor Corporation dalam transisi menuju kendaraan listrik, dan memilih untuk fokus pada kendaraan hybrid.

Namun demikian, sebuah studi yang dilakukan Nikkei Asia menunjukkan Toyota menjadi pabrikan pemegang paten baterai solid-state paling mendominasi.

Sebagaimana diketahui baterai solid-state menghilangkan elektrolit cair yang digunakan dalam baterai lithium-ion konvensional. Sejauh ini tidak banyak perusahaan telah memperkenalkan baterai solid-state berukuran mini di pasar.

Baca Juga: Buka Pekan Ini, Berikut Daftar Mobil Listrik di PEVS 2022

Baterai solid-state khusus untuk kendaraan listrik (EV) masih hanya sebatas prototipe. Baterai ini sendiri menjadi penting pada kendaraan listrik karena disebutkan mampu menempuh jarak lebih jauh. Bahkan baterai jenis ini disebut memiliki risiko kebakaran lebih kecil.

Salah satu rintangan utama yang dihadapi baterai solid-state adalah biaya. Dalam pengembangannya, baterai ini kabarnya membutuhkan biaya empat kali lebih mahal daripada baterai lithium-ion biasa.

Suasana IIMS Hybrid 2022 di area kendaraan terelektrifikasi Toyota [Suara.com/CNR ukirsari].
Produk-produk elektrifikasi Toyota di IIMS 2022, sebagai ilustrasi [Suara.com/CNR ukirsari].

Sebelumnya Toyota sempat diisukan telah melobi pemerintah Amerika Serikat untuk memperlambat proses peralihan ke kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV).

Menurut The New York Times, petinggi Toyota telah bertemu dengan para pemimpin kongres secara tertutup. Tujuannya untuk mengadvokasi rencana pemerintahan Presiden Joe Biden, yang menghabiskan miliaran dolar Amerika Serikat (AS) untuk mendorong peralihan ke EV.

"Toyota masih tertinggal dalam melakukan transisi ke EV. Selain itu, perusahaan juga menentang kebijakan ramah lingkungan atau kendaraan listrik melalui kelompok lobi utama industri otomotif yang berbasis di Washington D.C, Alliance for Automotive Innovation," demikian disebutkan The New York Times.

Baca Juga: Jajaran Kendaraan Listrik KTT G20 Dipastikan Hadir di PEVS 2022

Upaya Toyota di belakang layar untuk memperlambat momentum kebijakan ramah EV memang cukup mengejutkan, mengingat statusnya sebagai salah satu pelopor transportasi bertenaga baterai.

Dengan dirilisnya Toyota Prius pada 1997, perusahaan membantu membuka jalan bagi Tesla dan lainnya dengan membuktikan bahwa kendaraan dengan powertrain alternatif bisa sangat populer.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI